Foto : Hendrik Sitompul bersama menantu laki laki dari Alm TB Silalahi, Sumanggar Milton Pakpahan di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Soebroto. (ist)
GEOSIAR.COM, JAKARTA,– Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Komisi 7 Drs Hendrik H Sitompul MM melayat mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Letjen TNI (Purn) TB Silalahi yang meninggal dunia pada Senin 13 November 2023 di RS Medistra pukul 20.19 WIB, di usia 85 tahun.
Hendrik Sitompul, saat tiba di rumah duka langsung menemui keluarga almarhum, diantaranya tampak menantu laki laki dari Alm TB Silalahi, Sumanggar Milton Pakpahan mantan ketua Komisi VII DPR-RI
di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Soebroto pada Selasa, 14 November 2023.
“Letjen TNI (Purn) TB Silalahi adalah Tokoh Bangso Batak, Panutan Generasi Muda yang sangat menghargai sejarah dan budaya Batak untuk diwariskan kepada generasi muda bangsa,” kata Hendrik Sitompul, melalui keterangan resminya kepada Redaksi Geosiar.Com, Rabu (15/11/2023) malam.
Mantan Anggota DPRD Medan periode 2014 – 2019 ini, bicara tentang wujud kepedulian Almarhum TB Silalahi melalui pendirian Museum TB Silalahi Center sebagai tempat belajar para generasi muda bangsa.
Semasa hidupnya selain sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, TB Silalahi yang merupakan Lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1961 ini memiliki jabatan terakhir di militer adalah Asisten I Kasad dengan pangkat Mayor Jenderal, tahun 1988.
Selanjutnya dia menjabat sebagai Sekjen Departemen Pertambangan dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (1993—1998) dan dipercaya Presiden SBY sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2008-2010.
“Almarhum Letjen TNI TB Silalahi adalah sosok teladan yang tegas dan konsisten. Ia adalah nasionalis sejati yang peduli terhadap perkembangan negaranya,” tambah Hendrik.
Wafat Saat Tidur
Untuk diketahui, kabar meninggalnya Letjen (Purn) TB Silalahi sekitar pukul 20.00 WIB. Kabar meninggalnya TB Silalahi dibenarkan oleh staf khusus sekaligus kerabat dekat almarhum, Rina Ginting yang mengenal TB Silalahi sejak almahum menjabat Kasdam VII/Diponegoro pada 1982, menuturkan, Senin malam itu Letjen TB Silalahi sempat dilarikan ke Rumah Sakit Medistra Jakarta oleh keluarga.
“Beliau tidur sejak sore dan hendak dibangunkan untuk makan malam. Namun, ternyata tubuh Bapak sudah terasa dingin sehingga langsung dilarikan ke Medistra,” kata Rina.
Putri tertua, dr Herti Silalahi dan beberapa keluarga terdekat mendampingi TB Silalahi ke RS Medistra Jakarta. Sesampai di RS, pemilik nama lengkap Letjend (Purn) Dr (HC) Tiopan Bernhard Silalahi SH ini dinyatakan sudah wafat.
“Bapak sudah sejak sebelum pandemi tidak keluar-keluar rumah, jadi hanya beristirahat di rumah saja karena ada jantung dan autoimun serta ditambah usianya yang sudah sepuh,” kata Rina mengungkapkan kondisi terakhir almarhum.
Jenazah TB Silalahi disemayamkan di Rumah Duka Ruang Sentosa RSPAD Gatot Subroto Jakarta, mulai Senin (13/11) malam.
TB Silalahi masuk lingkar Istana ketika menjadi Penasihat Khusus Presiden RI di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yakni pada 2004-2006.
Kemudian sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Hankam (2006-2010) dan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (2008-2010).
Pengetahuannya mengenai Timur tengah cukup dalam mengingat pada Oktober 1973, TB Silalahi menjadi komandan kamp UNEF Middle East, di Kairo, saat perang Israel-Mesir.
Pada 2006 atau 33 tahun kemudian TB Silalahi menjadi utusan khusus Presiden RI untuk Timur Tengah. Di pemerintahan, TB Silalahi pernah menjabat sebagai Sekjen Departemen Pertambangan dan Energi (1988) dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara di era Presiden Soeharto (1993-1998)
Di lingkar politik praktis, TB Silalahi pernah menjabat sekretaris Dewan Kehormatan Demokrat.
“Beliau ketika itu pendukung Menteri BUMN saat itu, Dahlan Iskan, ketika Partai Demokrat mengadakan konvensi calon presiden,” kata Rina yang sempat menyusun rangkaian tulisan almarhum mengenai kiprahnya di partai berlambang mercy tersebut.
TB Silalahi lahir pada 17 April 1938 di Desa Soposurung, Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Lulus Akademi Militer Nasional (AMN) pada 1961, TB Silalahi mengawali karier militernya sebagai Danton Yonkav 4 Siliwangi dalam operasi Keamanan Dalam Negeri di Jawa Barat setahun kemudian.
Berikut ini perjalanan pendidikan terkait militer dan karier militer Letjen (Purn) TB Silalahi.
1961 – Lulus Akademi Militer Nasional (AMN)
1962 – Danton Yonkav 4 Siliwangi dalam operasi Kamdagri di Jawa Barat
1963-1965 – Wadanki dalam operasi Kamdagri di Sulsel bersamaan dengan Operasi Dwikora
1965 – Lulus terbaik Kupaltu Kav (setingkat Kursus Dan Ki)
1966 – Lulus terbaik Kursus Guru Perang Nuklir Biologi dan Kimia, lulus terbaik Suslapa Kav (Kursus Dan Yon)
1971-1972 – Seskoad
1972 – Danyonkav 8 Tank Kostrad
1973 – Pada Oktober tergabung dalam pasukan PBB ke Timur Tengah sebagai komandan kamp UNEF Middle East di Kairo saat perang Israel-Mesir.
1974 – Dosen Sesko AD
1976 – Defence Management Course, Monterey (Amerika)
1977 – Lulus terbaik Sesko ABRI
1978 – Asops Kasdam XIV/Hasanuddin di Ujung Pandang
1979 – Lulus International Peace Keeping Training, Wina, Austria
1982 – Kasdam VII/Diponegoro
1986 – Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasad
Tercatat pada masa kepemimpinan TB Silalahi sebagai Menteri PAN-RB, kebijakan menitik beratkan pada sistem pembinaan karier PNS, kebijakan pertumbuhan non-PNS (zero growth), perampingan organisasi, penerapan 5 hari kerja di instansi pemerintah, peningkatan pelayanan umum, dan proyek percontohan otonomi daerah tingkat II
Adapun peraturan perundangan penting pada era ini yaitu tentang Tromol Pol 5.000 sebagai media pemantauan dan pengawasan yang nantinya berkembang dan digunakan masyarakat menuju wilayah bebas dari korupsi (WBK).
“Selamat jalan Tokoh Panutan Generasi Muda Bangsa, kami siap melanjutkan perjuangan mu,” pungkas Hendrik Sitompul.(red/wk/bs)