GEOSIAR.COM, MEDAN,– Korwil Pusat Monitoring Politik Hukun Indonesia (PMPHI) Drs Gandi Parapat mengucapkan, terima kasih yang sebesar besarnya kepada pak SBY Presiden RI 10 tahun. “Saya bangga dan tertawa mendengar SBY dengan pembantu Presiden RI Jokowi atas dukungannya ke Gibran oleh MK. Tidak saya duga bapak SBY mampu menghibur kami masyarakat dari desa sampai kota, karena banyak pakar Hukum dan Putusan MKMK menghukum Anwar Ketua MK, Ipar Jokowi dan Paman Gibran,” kata Gandi Parapat menjawab wartawan, Minggu (12/11/2023).
PDIP menurut Gandi, jangan bersedih atas prilaku orang yang dibanggakan selama ini. Karena itu benar benar kelalaian Mega KETUM PDIP salah menilai.
Bagaimana Gandi menilai Jokowi apa pernah ketemu ? “Ohh,, saya pernah satu bis dengan Jokowi sekitar Maret 2013, dari kantor Pelindo menuju pelabuhan Tanjung Periok, dalam acara Peresmian Pembangunan Proyek Terminal New Priok oleh Presiden SBY. Tempat duduk Jokowi Gub DKI dan Dahlan Iskan BUMN di depan dan saya dengan Jainal Pangaribuan persis dibelakang mereka. Sedikitpun niat ingin menyapa atau menyalam Jokowi tidak ada,” jelasnya.
Besok harinya, lanjut Gandi, saat hendak pulang ke Medan pamit ke Menteri BUMN dan meminta agar pak Dahlan Iskan menjadi Presiden 2014-2019. Namun Dahlan Iskan menolak, serta kesal karena Gandi tidak salam Jokowi ketika di kantor PELINDO dan di Bis. “Ketika saya pamit pak Dahlan ketus dan dingin ‘Saya pulang pak, jawabnya ya”, jelas Gandi.
Dua minggu kemudian, kata Gandi, dirinya datang ke ruang kerja hangat seperti biasa lagi. “Apa Gandi sudah bicara dengan beberapa tokoh Nasional, soalnya mereka minta saya jadi Presiden. Partai Demokrat membuat Konvensi pak Dahlan Iskan dan Anies Baswedan ikut. Namun Partai Demokrat SBY mengumumkan Dahlan Iskan pemenang Konvensi setelah semua Partai menentukan pilihan,” tambahnya.
Sementara dalam Pilpres tahun 2024, lanjut Gandi, yang begitu bangganya bapak SBY dan pembantu pembantu Jokowi mendukung Prabowo dengan Gibran, sungguh membuat Gandi tertawa terbahak bahak sampai sakit perut.
Atas putusan MK, kata Gandi, mengaminkan Gibran berpasangan dengan Prabowo, yang menurut beberapa pakar hukum salah besar putusan itu akhirnya MKMK menghukum ketua MK ipar Jokowi Presiden, paman Gibran yang Ajaib itu.
Atas kemampuan SBY, lanjut Gandi, dan kelompoknya membuat mimpi serta menghibur publik dengan harapan dipilih atau menang dalam Pilpres. Protes para Pakar hukum dengan suaranya masyarakat luas dengan diam seribu bahasa karena takut nanti dituduh melawan sang raja. “Banyak teka teki yang muncul dan beberapa kalangan siap menanggung resiko tentang Pilpres 2024. Seperti para pembantu Presiden Jokowi,” tambahnya.
Airlangga, Prabowo, menurut Gandi, sangat wajar patuh kepada sang raja Jokowi, karena kepentingan politik dan majikan. “Pesan kami kepada para pembantu Presiden Jokowi, agar semua bersatu mendukung Jokowi bagaimana memenangkan Prabowo dengan Gibran, karena bisa beresiko fatal,” jelasnya.
Kenapa Gandi tidak mau menyalam atau menyapa Jokowi di kantor Pelindo dan Bis menuju acara oleh Presiden SBY ?. “Ya.. saya tidak percaya ke senyum pak Jokowi, tapi tidak saya golongkan dia penjahat. Tapi saya sangat bangga dengan kata hati saya. Sangat beda dengan ibu Mega KETUM PDIP, yang bangga dengan senyum dan penampilan Jokowi, tapi sekarang PDIP kesal,” pungkas Gandi.(red).