GEOSIAR.COM, MEDAN,– Korwil Pusat Monitoring Hukum Politik Indonesia (PMPHI) Sumut Drs Gandi Parapat mengatakan, pertemuan Jokowi dan SBY di Istana Bogor seperti Senior dan Junior yang membuktikan kepentingan yang sama. Mungkin membicarakan Gibran CAPRES dan AHY CAWAPRES.
“Keakrapan Jokowi dengan SBY terlihat setelah Partai Demokrat AHY meninggalkan Anies. AHY setelah meninggalkan Anies sempat ada niat mau mendukung Ganjar yang didukung PDIP tapi tidak ada titik temu, akhirnya memutuskan mendukung Prabowo walaupun tidak pilihan utama dan tidak ambisi jadi CAWAPRES Prabowo,” kata Gandi menjawab wartawan, Rabu (4/10/2023).
Lebih jauh kata Gandi, PMPHI semakin mengagumi Jokowi dan keluarganya setelah kedua anaknya dan menantunya mengikuti dan memahami Jokowi. “Kami tidak begitu memperhatikan usulan siapa orang yang mengadu ke MK masalah umur CAPRES dan CAWAPRES. Kalaupun ada yang memprediksi itu kepentingan keluarga Jokowi agar tidak masalah bagi kami,” tegasnya.
Begitupun kata Gandi, kalau ditanya mana lebih hebat Jokowi dibanding anak dan menantunya. Jelas lebih hebat anak dan menantunya. “Anaknya di usia dini sudah Walikota, dan KETUM Partai walaupun tiba tiba itu kehebatan, menantunya Walikota Medan kawin sama putri Presiden. Kalau pak Jokowi bukan anak pejabat dan belum pernah KETUM Partai. Jadi kalau saya ditanya. Apakah anak dan menantu Jokowi layak jadi Presiden/Wakil Presiden, Gubernur ?. Sangat layak, kecuali cucunya belum,” tambahnya.
Jadi dalam situasi sekarang, lanjut Gandi, sangat memungkinkan Gibran CAPRES dan AHY CAWAPRES, mungkin itulah yang dibicarakan SBY dan Jokowi di Istana. “Kalau hal itu jadi, muluslah program Jokowi. Sangat memungkinkan Gibran dan AHY berpasangan walaupun waktu sangat singkat. Karena Partai pengusung Prabowo masih sangat mungkin meninggalkan Prabowo, karena belum ditetapkan KPU. Jadi kalau kejadian Gibran berpasangan dengan AHY sangat dipastikan berhasil Pemilu 2024,” pungkas Gandi.(red)