GEOSIAR.COM, SAMOSIR – Warga pemukiman komplek SMP 1 Pangururan protes dampak pembangunan pembangunan water front city Pangururan yang dikerjakan PT Hutama Karya dengan mendatangi kantor kontraktor di Jalan Tajur Pangururan, Senin (6/7/2023).
Ketua Pemukiman Komplek SMP 1 Pangururan Jhonson Naibaho menyampaikan, ini adalah kedua kalinya, warga menyampaikan keluhannya akibat dampak pembangunan warter front city.
Jhonson Naibaho Ketua Pemukiman Komplek SMP 1 Pangururan mengatakan, rasa kecewanya kepada pihak kontraktor yang tidak menghargai warga dan semena- semena, tanpa pernah mengajak warga bekerjasama. Buktinya sampai saat ini, warga komplek tidak ada yang diberdayakan sebagai warga yang berdampak langsung dari pembangunan, pada hal kami sangat mendukung pembangunan ini, jelasnya.
Kami sangat kuatir akan kesehatan anak- anak kami oleh debu yang beterbangan, rumah- rumah dikuartikan akan retak- retak akibat masuknya mobil- mobil yang diduga bertonase berat, apalagi nanti akan dilakukan pemancangan paku bumi yang dapat merusak struktur bangunan. Jika rumah- rumah warga rusak, siapa yang bertanggungjawab?, sebab sampai sekarang rumah – rumah warga belum didata dan disurvey, ungkapnya.
Penasehat Pemukiman Komplek SMP 1 Pangururan Simson Batuara, menyampaikan juga rasa kecewanya, sebab pihak kontraktor selalu ingkar janji dan mengulur- ulur waktu untuk memenuhi permintaan warga, yang sudah disampaikan beberapa waktu lalu dan hasilnya sampai saat ini belum direalisasikan. Kami mohon agar pihak kontraktor dapat memenuhi permintaan kami warga kecil ini, dimana sebelum pemancangan paku bumi agar dibuatkan surat pernyataan dari PT Hutama Karya oleh dampaknya. ungkapnya.
Karena itu kami sudah berikan materai kepada kontraktor untuk surat pernyataan, tambahnya.
Hadir yang mewakili 60 KK warga komplek SMP 1 Pangururan, Jhonson Naibaho, Simson Batuara, Liper Naibaho, Henri Samosir, Fery Malau, Pio Simbolon, Andrey Siregar, Roy Simbolon, Nasib Naibaho, Suhardi Simbolon, Sumper Edward Simanjuntak.(SS).
