GEOSIAR.COM,JAKARTA – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bercerita soal aturan perdagangan yang dulu berbelit-belit. Akibatnya, menurunkan potensi ekspor produk Indonesia.
Dia mencontohkan salah satunya perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi.
Di mana dia menerangkan, hubungan Indonesia dengan negeri penghasil kurma itu sudah berlangsung baik selama 1.000 tahun. Namun, hubungan dagangnya sulit dijangkau karena terhambat oleh banyaknya aturan yang harus dijalani.
“Perdagangan kita dengan Arab Saudi itu kecil padahal hubungan antar keduanya sudah 1.000 tahun. Kenapa kecil? karena banyak sekali hambatannya. Kalau Indonesia mau mengirim ke Arab Saudi banyak sekali tarifnya. Baik dari Indonesia maupun dari Arab Saudi sama-sama tarifnya banyak,” ujarnya saat memberikan sambutan di acara Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2023, Rabu (1/3/2023).
Lanjut dia mengungkapkan, Indonesia dengan Arab Saudi diuntungkan dengan akulturasi. Di mana di Indonesia sendiri banyak masyrakat keturunan Arab, begitupun sebaliknya.
Hal ini seharusnya bisa menjadi perantara mudah dalam proses perdagangan.
Namun yang disayangkan, kala itu orang Arab Saudi yang hendak membeli minyak wangi gaharu harus melalui Singapura.
Sementara Singapura mengambil bahan bakunya dari Indonesia. “Yang untung banyak Singapura, kita sedikit,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, dia mengambil jalan tempuh agar perdagangan antara Indonesia dengan Arab Saudi mudah, yakni dengan memangkas aturan yang berbelit-belit tersebut. Satu diantaranya manghapus tarif-tarif yang tidak penting.
Menurutnya, dengan menerapkan cara tersebut dapat meningkatkan perdagangan Indonesia.
Terbukti tidak hanya ke Arab Saudi namun ke perdagangan ke negara lain seperti Malaysia, Tiongkok, dan Filipina tercatat meningkat.
“Kita sudah selesaikan ASEAN, makanya perdagangan kita dengan Malaysia tinggi hampir USD10 miliar, di Filipina surplusnya USD11 miliar. Itu karena aturan-aturannya dipangkas dengan perjanjian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA),” terangnya.
Sebagai informasi, Januari lalu pelaku usaha Indonesia dengan lima pelaku usaha Arab Saudi menjalin penandatangan kerja sama dengan nilai kontrak lebih dari USD155,7 juta atau sekitar Rp2,3 triliun. Penandatanganan terdiri atas kontrak dagang, perjanjian kerja sama, dan nota kesepahaman (MoU).
Adapun komoditas yang diekspor ke Arab Saudi berupa bahan pangan, RBD palm olein, minyak goreng, produk ikan dan olahannya, daging, sayuran dan olahannya, buah-buahan, kakao, beras, rempah-rempah, mi telur, dan arang.(red/oz).