GEOSIAR.COM, MEDAN,- Korwil Pusat Monitoring Politik Hukum Indonesia (PMPHI) Sumatera Utara (SU) Drs Gandi Parapat menilai, terkait pelantikan nama orang yang sudah meninggal dan pensiun oleh Gubernur Sumatera (Gubsu) Edy Ramayadi. Hal itu katanya, kemungkinan sebagai bentuk penghormatan kepada orang Batak, jadi bisa disyukuri.
“Gubsu telah membuat terobosan baru diakhir jabatanya, yang namanya terobosan baru hal yang wajar diperhatikan seluruh lapisan masyarakat. Terobosan baru tersebut melantik orang yang meninggal dan yang sudah pensiun, menjadi pejabat diantara 900 lebih pejabat eselon III dan IV,” tegas Gandi menjawab wartawan, Senin (27/2/2023).
Biasanya, lanjut Gandi, pelantikan pejabat melibatkan peranan Wagubsu Ijeck, tapi Gubsu Edy tidak membutuhkan tenaga Wagubsu.
“Gubsu telah membuat beberapa terobosan antara lain. 1. Membeli tanah Medan Club untuk kepentingan gedung Staf, sementara Gedung kantor GUBSU dirobah menjadi tempat jualan/ruangan BKD. 2, membeli lahan Sport Center yang meneteskan air mata. 3 Membuat proyek Rp 2.7 T. 4. Memecat atau mengganti Ajudan karena berita menerima atau mengutip uang dari pejabat.
Terobosan terobosan tersebut jadi perhatian sebagian masyarakat yang peduli, kecuali DPRD SU mitra kerja Gubsu tidak perduli,” jelasnya.
Terkait pelantikan pejabat secara massal, PMPHI menilai, hal itu menunjukan ketaatan seluruh PNS/ASN. “Karena belum pernah kami tau, pelantikan seperti itu sampai mengikutkan orang yang sudah meninggal dan pensiun,” tegas Gandi.
Dilantiknya pejabat orang batak yang sudah meninggal dan pensiun, menurut Gandi, penghormatan ke orang batak.
“Jadi tidak perlu kecewa karena orang bapak tidak dilantik. Buktinya yang meninggal dan pensiun dilantik. Pelintikan itu kemungkinan besar belum merugikan Negara dalam penggajian. Atau apakah mereka sudah meninggal atau pensiun masih berjalan gaji atau tunjangannya.
Hal itu perlu diingatkan karena kemungkinan Pelantikan itu berdasarkan data Pejabat yang sudah ada. Jangan berharap kali ke Dispektorat SU, karena ada yang berharap mencari kebenaran berita menerima uang dari pejabat untuk kepentingan Gubsu untuk diperiksa Dispektorat,” jelasnya.
Hal itu, menurut Gandi, sangat lucu. Tapi kalau hal pelantikan Pejabat yang meninggal dan Pensiun dilantik, Dispektorat SU tidak ada komentar tidak akan dipermasalahkan, karena Kepala Dispektorat SU itu orang baik.
“Pelantikan massal sampai mengikutkan yang meninggal dan pensiun, menjadi jawaban bahwa GUBSU tidak benar menerima uang dari siapapun untuk kepentingan pribadinya atau kelompoknya. Kalau mau GUBSU menerima uang sudah pasti tidak ikut nama orang yang meninggal atau pensiun dilantik,” jelas Gandi.
Namun lanjutnya, hal yang berbeda dengan orang yang pensiun yang dipake Gubsu sekarang mendampinginya. “Kemungkinan orang itu yang dipake Gubsu menggantikan posisi Wagubsu, memberi masukan pemikiran untuk memperlancar tugas Gubsu,” tambahnya.
“Karena ada kabar, beberapa mantan pejabat eselon II yang selalu mendampingi Gubsu dan itu bisa bagus. Wajarlah, Wagubsu tidak pernah kedengaran di Pempropsu,” tambahnya.
Begitupun lanjutnya, PMPHI bangga terhadap Gubsu yang bekerja maksimal. Namun, PMPHI tidak ikut mempermasalahkan terobosan Gubsu seperti melantik orang yang sudah meninggal dan sudah pensiun. “Kami tidak punya kemampuan untuk itu, namun kami sering teringat ke Ebiet G Ade ” itu dosa siapa, itu salah siapa. Coba kita tanya pada rumput yang bergoyang,” tambahnya.
Gandi mengakui, pihaknya tidak bisa ketemu Gubsu. Untuk itu, melalui pemberitaan ini, Gandi menyampaikan titip salam. “Selamat dan sukses Pak Gubsu dan Wagubsu, semoga semakin sukses dan bisa berpasangan lagi di Pilgubsu 2024. Dulu di Pilgubsu kami pengagum Edy Ijeck walaupun tidak terdaftar tim sukses, tapi sebagai pengakuan tokoh Nasional saya berperan memenangkan Edy Ijeck,” pungkas Gandi. (red)