Foto : Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) /dok int
GEOSIAR.COM, JAKARTA,- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kembali menyinggung wacana perpanjangan masa jabatan presiden saat berbicara demokrasi dalam sebuah diskusi daring, Minggu (4/9).
AHY mengingatkan agar semua pihak seharusnya menolak wacana tersebut.
Dia mengutip sebuah adagium yang pernah disampaikan Lord Acton, seorang guru besar sejarah modern dari Universitas Cambridge pada abad ke-19 Lord Acton.
“Jangan kita kembali sana karena kita pernah koreksi sendiri sebagai bangsa. Karena absolute power corrupt absolutely,” kata AHY dalam paparannya.
Adagium tersebut secara lengkap berbunyi, power tends to corrupt, and absolute power corrupt absolutely. Artinya, kekuasaan itu cenderung korup, dan kekuasaan yang absolut cenderung korup secara absolut.
AHY mewanti-wanti arah demokrasi Indonesia yang bisa kembali ke watak otoritarian. Kendati, dia tak secara spesifik mengatakan tanda-tanda arah demokrasi Indonesia yang akan kembali ke sana.
Namun, ia menilai wacana perpanjangan masa jabatan presiden perlu menjadi perhatian. Menurutnya, perpanjangan masa jabatan presiden adalah kemunduran dalam berdemokrasi.
“Memperpanjang masa jabatan presiden. Itu sebagai sebuah kemunduran demokrasi yang luas biasa kalau itu terjadi,” katanya.
AHY mengungkapkan saat ini masyarakat menyaksikan dengan telanjang wacana itu bahkan lewat sebuah operasi politik. Padahal, memperpanjang masa jabatan presiden, hingga sehari pun adalah inkonstitusional.
Menurut AHY, masa jabatan presiden dua periode sudah lebih dari cukup. Ia tak ingin karena alasan pembangunan yang belum selesai, terus dijadikan alasan untuk menghalalkan wacana tersebut.
“Mengapa karena terbukti di masa lalu, narasinya juga sama pembangunan belum selesai. Artinya bisa dipilih sampai kapan pun,” katanya.(red/cnn)