GEOSIAR.COM – Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dikabarkan belum nampak di Bandara Changi, Singapura pada Kamis pagi waktu setempat, Kamis, 14 Juli 2022. Awalnya dia diperkirakan tiba di Changi melalui penerbangan komersial Singapore Airlines dari Maladewa, tempat dia melarikan diri paska-protes dirumahnya.
Laporan terbaru surat kabar asal Singapura, Today, menyebut Presiden Gotabaya tidak naik pesawat SQ437, yang tiba pada pukul 7.50 pagi, karena masalah keamanan. Sedangkan media Sri Lanka Daily Mirror, mengutip sumber dari Maladewa, mengabarkan Gotabaya, istri, dan dua pengawalnya menunggu untuk mengamankan pesawat pribadi di lain waktu.
Beberapa warga Sri Lanka yang hari ini menunggu kedatangan Gotabaya di Bandara Changi Singapura terpaksa harus kecewa. Mereka berharap bisa mengungkapkan rasa frustrasi secara langsung kepada presiden yang telah meninggalkan Sri Lanka dalam kondisi perekonomian yang runtuh.
Seorang warga Sri Lanka, laki-laki, 35 tahun, yang bekerja sebagai manajer konsultan perangkat lunak Sri Lanka untuk sebuah perusahaan teknologi besar di Singapura, menunggu Gotabaya di Bandara Changi sejak pukul 6.30 pagi.
“Sebelumnya ada lebih banyak orang, sekitar 10 hingga 20 orang tetapi mereka sudah pergi setelah media Sri Lanka melaporkan dia tidak naik pesawat,” kata sumber tersebut yang tidak mau disebutkan namanya
Sumber itu mengatakan dia terakhir mengunjungi Sri Lanka pada Mei 2022. Ketika itu, dia membantu orang tuanya pindah dari kota ke desa dan membantu mereka memulai sebuah pertanian kecil.
Baca Juga : Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia Stabil, Tak Akan Berakhir Seperti Sri Lanka
“Di kota, harga mahal-mahal, tetapi ada juga pasar gelap. Harga bahan bakar sekitar 450 rupee (S$1,45) per liter, (tetapi) orang-orang yang berpengaruh akan membeli dan menjualnya seharga 4.500 rupee,” katanya.
Warga Sri Lanka lainnya yang tinggal di Singapura mengatakan, dia ingin bertemu Presiden Gotabaya untuk menunjukkan ketidakpuasannya secara langsung.
“Setidaknya saya ingin meneriakinya,” kata perempuan, 32 tahun, yang orang tuanya masih tinggal di Sri Lanka. Dia berniat mengawasi kapan presiden Sri Lanka akan tiba di Singapura dan mungkin mempertimbangkan pengintaian lain.
Reuters sebelumnya melaporkan Gotabaya sedang menuju ke Singapura untuk mencari suaka.Tetapi Singapura pada kesempatan sebelumnya mengambil sikap tegas untuk tidak menerima siapa pun yang mencari perlindungan atau suaka.
Gotabaya melarikan diri dari Kolombo ke Maladewa pada Rabu dini hari menggunakan pesawat Angkatan Udara Sri Lanka. Menurut Reuters mengutip pernyataan angkatan udara, Gotabaya kabur beberapa jam sebelum dia akan mengundurkan diri menyusul protes atas krisis ekonomi yang menimpa negaranya.
Sumber di pemerintah Sri Lanka melaporkan Gotabaya dapat mengirimkan pengunduran dirinya kepada ketua parlemen Sri Lanka setelah mendarat di Singapura.
Menteri Dalam Negeri Singapura K Shanmugam dalam jawaban parlementer tertulis pada September 2021, mengatakan
“sebagai negara kecil berpenduduk padat dengan lahan terbatas, Singapura tidak dalam posisi untuk menerima siapa pun yang mencari suaka politik atau status pengungsi”.
Pernyataan itu untuk menanggapi opsi bagi warga negara Myanmar dengan izin yang kedaluwarsa untuk memperpanjang masa tinggal mereka di Singapura akibat gejolak politik di negara asalnya.
(geosiar.com)
Baca Juga : KPK Cegah 4 Orang Pergi ke Luar Negeri Terkait Korupsi LNG di Pertamina