GEOSIAR.COM, MEDAN – Korwil PMPHI (Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia) Gandi Parapat menjumpai Prof Henuk ke Tarutung karena sudah menetap di IAKN bukan lagi di USU. Dalam pertemuan singkat dan sangat akrab walaupun belum pernah ketemu. Gandi mengungkapkan keterharuannya karena perjuangannya.
“Saya melihat perjuangan Prof Henuk gila makanya saya berusaha ketemu, saya juga kadang dikatakan orang gila,” kata Gandi kepada wartawan di Medan, Kamis (12/5/2022) usai kembali dari Tarutung.
Lebih jauh dijelaskan, kata gila yang diterima, menurut Gandi, karena pemikiran dan penyampaian kita tidak bisa diterima langsung oleh orang atau kelompok yang mengetahui sehingga dikatakan gila.
“Saya mengikuti perjuangan Prof yang mempertahankan IAKN dari ambisi orang yang kurang paham dan mempermasalahkan atau memberitahukan status ijazah atau gelar “DRS” bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan yang tidak diketahui orang. Kedua hal inilah penilaian saya pemikiran gila,” tegasnya.
Saat diwawancari salah satu media onlinr, lanjut Gandi, bercerita saat bertemu dengan Prof Henuk
“Dia mengatakan saya teringat ketika pak Dahlan Iskan menteri BUMN, sering dari pintu masuk melihat saya yang menunggu dekat lift menyatakan ooii.., orang gila kapan datang dari Medan, sampai Pejabat pejabat yang menunggupun saling melirik, Menteri langsung memeluk saya serta mengajak semua yang menunggu naik lift bersama dan bertanya apa kabar? Kenalkan ini Gandi Parapat sahabat saya dari Medan manatau ketemu dijalan bocor ban biar saling menolong,” kata Gandi menirukan apa yang disampaikan Dahlan Iskan pada waktu itu.
Baca Juga : AHY Minta Kader Demokrat Dukung Edy Rahmayadi Membangun Sumut
Menurut Gandi, Dahlan Iskan sering bilang ketika kami berdua Gandi dikatakan orang gila.
“Lalu Saya spontan, Bapak juga orang gila, ya tapi Gandi lebih gila dari saya,” tambah Gandi mengulang pembicaraan singkat dengan Dahlan Iskan.
Untuk itu, kata Gandi, dirinya berterima kasih kepada bapak Prof Henuk yang tidak berpikir hanya untuk kepentingan Pribadi atau keluarga, seperti mempertahankan IAKN di TAPUT yang sudah menghasilkan orang berpendidikan dan bermoral tinggi yang sudah mendunia.
Atas perjuangan gila pak Prof Henuk yang akhirnya diakui Menteri terkait bahwa tindakan atau upaya Bupati Drs Nikson Nababan dan kelompoknya salah, tidak dibenarkan menteri terkait.
“Saya juga berharap dan berdoa agar Bupati mengerjakan pekerjaannya seperti ganti rugi tanah, memberi bantuan kepada masyarakat Pahae yang tidak masuk listrik padahal didepan rumahnya PT SOL yang menghasilkan listrik, dan PT SOL memberikan Rp 15 M ke Bupati pertahun. Kami sangat berharap pekerjaan seperti itu segera diselesaikan Bupati karena masa jabatannya tidak lama lagi,” kata Gandi.
Pak Prof, lanjut Gandi, memprotes gelar DRS Nikson Nababan yang mendapat data menurut kami sungguh luar biasa atau gila.
“Mungkin pak Proflah orang ketiga yang saya kagumi, karena sekarang masih ada dua yaitu Dahlan Iskan dan Firli Bahuri. Mereka pejuang yangg tidak kenal menyerah yang harus ditiru generasi penerus,” tegasnya.
Untuk diketahui, Dahlan Iskan terlahir dari keluarga Miskin sejak kecil, berusaha hidup dan menghadapi berbagai tantangan berat dan pernah sakit selama 2 tahun, seperti orang mati sampai bisa negarawan.
“Pak Firli Bahuri ketika SD sudah ditinggal bapaknya, tapi karena semangat tidak menyerah atas keadaan penderitaan, hinaan karena penderitan kemiskinan. Beberapa kali gagal masuk AKABRI, tidak putus asa sampai berhasil dan sekarang menjadi Negarawan. Semoga perjuangan Pak Prof Henuk berhasil agar bisa menjadi orang ketiga yang saya kagumi,” pungkas Gandi.
(geosiar.com/red)
Baca Juga : AHY Minta Kader Demokrat Dukung Edy Rahmayadi Membangun Sumut