Geosiar.com, Jakarta – Persidangan kasus Mayjen (Purn) Kivlan Zen terkait kepemilikan senjata ilegal dan peluru tajam kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2020). Kali ini, Kivlan diberi kesempatan untuk membacakan eksepsi atau nota keberatan.
Dalam eksepsinya, Kivlan mengklaim bahwa kasus yang menjeratnya sudah rekayasa oleh kelompok tertentu. Ia pun menyebut bahwa dirinya tidak bersalah sama sekali.
“Dengar saja nanti ya, mereka tidak benar semuanya. Ini semua rekayasa,” ujar Kivlan kepada wartawan, di PN Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2020).
Kivlan juga mengatakan bahwa mantan Kapolri Tito Karnavian yang sekarang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto yang sekarang menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) merupakan orang yang mesti bertanggung jawab atas kasusnya.
“Dari pernyataan awal, saya dituduh dalang 21-22 Mei dan pembunuhan penembakan 9 orang tapi dakwaaan saya dituduh kepemilikan senjata dan terlibat mengadakan persenjataan dengan menyuruh Iwan, ini sudah diubah perubahan ini artinya ada tanggung jawab Tito Karnavian, Wiranto yang menuduh saya dalang,” tegas Kivlan.
Sebelumnya, Tito dan Wiranto mengumumkan Kivlan Zen sebagai dalang atas pembunuhan saat demonstrasi 21-22 Mei 2019. Lalu, Kivlan ditangkap atas tuduhan tersebut. Namun, dalam persidangannya hal itu justru tidak ada dan berubah menjadi tuduhan kepemilikian senjata ilegal dan penyokong pendanaannya.
“Saya dituntut bukan sebagai dalang, malah dibilang memiliki dan menyuruh beli senjata tapi nyatanya saksi menyatakan saya tidak ada suruh beli senjata dan saya berikan uang bukan buat beli senjata tapi untuk demo 12 Maret (Supersemar),” jelasnya.
Oleh karena itu, Kivlan meminta seluruh pihak yang menudingnya bisa turut dihadirkan oleh majelis hakim agar dapat membuktikan klaim tuduhan terhadap dirinya adalah tidak benar. “Semua rekayasa, saya minta Wiranto dan Tito dihadirkan, saya menunutut keadilan! Ini rekayasa, saya minta mereka hadir,” pinta Kivlan.