TKN: Elektabilitas Jokowi Turun di Sumatera Barat dan Jawa Barat

by

Geosiar.com, Jakarta – Tim Kampanye Nasional Joko Widodo atau Jokowi-Ma’ruf Amin mengakui terdapat beberapa perubahan terkait elektabilitas pasangan calon jagoannya. Hasil survei internal TKN mencatat, elektabilitas Jokowi turun dan naik di sejumlah daerah. Elektabilitas pasangan Prabowo – Sandiaga juga diklaim turun di sejumlah daerah, dan hal tersebut dianggap dinamika yang biasa saja.

“Kami punya analisa lengkap, ada beberapa daerah yang turun, beberapa daerah itu dimana Pak Jokowi kalah di 2014. Tapi (elektabilitas) secara nasional kami naik,” ujar Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi – Ma’ruf Verry Surya Hendrawan, di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan pada Selasa, (4/12/2018).

Verry pun enggan merinci lengkap daerah mana saja yang mengalami penurunan elektabilitas. Dia hanya membocorkan dua daerah yakni, Sumatera Barat (Sumbar) dan Jawa Barat (Jabar) yang mengalami penurunan.

“Di Sumbar itu sedikit turun. Jabar juga mengalami sedikit penurunan pada pekan lalu. Tetapi, tentu kami punya strategi,” ujar dia.

Pada Oktober lalu, timses Jokowi mengklaim telah unggul tipis dari pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Tanah Pasundan itu. Pada 2014 lalu, Jokowi paling banyak kalah secara angka di Jawa Barat. Sementara di Sumatera Barat, Jokowi paling banyak kalah secara persentase di Ranah Minang itu.

“Mungkin karena efek 212 atau yang lain, kami belum tahu penyebabnya,” ungkap Verry.

Sebelumnya diketahui, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi – Ma’ruf Amin, Arsul Sani juga mengakui hal yang sama. “Ada daerah yang saya lihat memang di mana Pak Jokowi turun, Pak Prabowo naik. Ada juga yang Pak Prabowo turun, Pak Jokowi naik. Ada juga yang dua-duanya turun,” ujar Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (3/12/2018) lalu.

Sedangkan kubu Prabowo Subianto – Sandiaga Uno kerap mengklaim bahwa selisih suara kedua pasangan calon semakin mengecil. Sandiaga, misalnya, mengatakan selisih elektabilitas Jokowi dan Prabowo kini berada di kisaran 11 persen. Sandiaga juga mengklaim hasil survei internal timnya mencatat elektabilitas inkumben cenderung menurun.