Tuduhan Penista Agama, Pengacara Asia Bibi Berlindung ke Belanda

by

Geosiar.com, Islamabad – Saiful Malook, pengacara Asia Bibi, perempuan yang bebas dari hukuman mati atas tuduhan penistaan agama, mengatakan meninggalkan Pakistan atas dukungan PBB dan Uni Eropa.

Malook pergi ke Belanda setelah meletupnya protes dari kelompok garis keras atas putusan Pengadilan Tinggi Pakistan yang membebaskan Bibi, 47 tahun, dari hukuman mati.

Bibi adalah ibu rumah tangga dengan lima anak yang telah dipenjara selama 8 tahun atau sejak 2010. Bibi yang beragama Kristen dituduh telah melakukan penistaan agama karena menghina Nabi Muhammad dalam sebuah percekcokan dengan sejumlah tetangganya. Putusan pengadilan pada Rabu, 31 Oktober 2018 membebaskannya dari ancaman hukuman mati.

Malook menyampaikan menghubungi seorang pejabat PBB di ibu kota Islamabad karena mengkhawatirkan keselamatannya setelah protes atas putusan pengadilan semakin deras.

“PBB dan Duta Besar Uni Eropa di Islamabad memberikan perlindungan kepada saya selama tiga hari dan menerbangkan saya. Hal ini sebetulnya tidak sesuai dengan keinginan saya,” kata Malook, seperti dikutip dari news.sky.com, Selasa, (6/11/2018).

Dia mengatakan tidak ingin meninggalkan Pakistan tanpa Bibi. Dia pun menegaskan tak tahu dimana keberadaan kliennya.

“Saya sudah menekankan pada mereka bahwa saya tidak akan meninggalkan Pakistan kecuali saya bisa mengeluarkan Bibi dari penjara. Saya tidak bahagia berada di sini tanpa dia. Namun banyak orang mengatakan saya adalah target utama saat ini dan dunia merawat Bibi,” kata Malook.

Diketahui sebelumnya pada Sabtu, suami Bibi, Ashiq Masih, telah meminta kepada Perdana Menteri Inggris, Theresa May, agar memberikan keluarganya suaka agar bisa berlindung ke Inggris. Saat yang sama, dia juga meminta suaka kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.

Putusan pengadilan banding atas kasus Bibi, terduga pelaku penistaan agama, sudah mendorong lebih dari 2000 orang melakukan aksi protes. Mereka menutup jalan ke ibu kota Islamabad sehingga menyebabkan kemacetan parah.