Geosiar.com, Jakarta – Penyelundupan 14,6 kilogram sabu dan 63.573 ekstasi asal Malaysia berhasil digagagalkan oleh BNN. Jumlah tersebut merupakan hasil pengungkapan empat kasus tindak pidana narkotika yang terjadi sejak akhir September hingga awal Oktober. Operasi ini merupakan kerja sama BNN dengan TNI serta Ditjen Bea Cukai.
Arman Depari selaku Deputi penindakan BNN Irjen Pol mengatakan dari empat kasus itu, BNN mengamankan 18 tersangka. Empat kasus itu terjadi di Jakarta, Sumatera Utara, Banten, dan Kalimantan Utara.
“Yang pertama, barang bukti 10 kilogram sabu TKP di Medan. Kedua, barang bukti 3 kilogram sabu TKP di Jakarta dan Tangerang. Ketiga, 1,5 kilogram sabu dengan TKP di Tarakan, Kalimantan Utara. Terakhir, TKP di Cilegon dengan barang bukti 63.573 butir ekstasi,” ujar Arman dalam jumpa pers di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (16/10/2018).
Arman menilai, seluruh barang bukti yang disita itu, berasal dari Malaysia dengan diselundupkan melalui jalur laut.
“Baik itu (melalui) perbatasan Aceh, Sumatera utara, Dumai Riau, dan Kalimantan Utara,” tutur Arman.
Arman menjelaskan, dua orang tersangka berinisial M dan AG ditangkap pada kasus di Aceh dan Sumatera Utara. Sementara, untuk kasus di Tarakan, Kalimantan Utara, BNN bekerja sama dengan Bea Cukai dan Tim dari Lantamal XIII berhasil menangkap 3 orang tersangka.
“Tiga orang tersangka berinisial S, R, dan MZ diamankan setelah mencoba menyelundupkan narkotika jenis sabu dari Tawau, Malaysia melalui perairan Pulau Bunyu, Kalimantan Utara menuju Kota Tarakan,” ujar Arman.
Tidak hanya dua kasus itu, BNN dan TNI AD berhasil menggagalkan penyelundupan ekstasi di Cilegon, Banten. Petugas gabungan mengamankan seorang kurir dan barang bukti 63.573 butir ekstasi dengan berat sekitar 19,975 kilogram yang di simpan di dalam sebuah tas ransel berwana hitam.
“Ekstasi ini bentuk diamond atau berlian, warnanya oranye, kalau melihat bentuk dan kekerasannya ini adalah kualitas yang cukup baik. Rencananya akan diedarkan di Medan, Jakarta, Bali, Batam, dan beberapa kota di Kalimantan,” kata Arman. (yl)