Geosiar.com, Palu – Laporan dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM bahwa jumlah warga binaan yang melarikan diri dari rumah tahanan (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (lapas) di Sulawesi Tengah (Sulteng) telah berkurang dari angka yang dipaparkan sebelumnya.
Sebelumnya, Ditjen PAS melaporkan 1.425 warga binaan melarikan diri saat gempa dan tsunami melanda wilayah Sulteng. Sekarang, jumlah itu berkurang menjadi 1.357 orang. Itu karena per hari ini ada 68 warga binaan yang telah kembali ke peraduannya masing-masing.
“Kemarin pagi disampaikan Ibu Dirjen PAS warga binaan yang belum kembali ke lapas dan rutan pasca gempa 1.425 orang. Sekarang berkurang menjadi 1.357 orang,” ujar Kepala Bagian Humas Ditjen PAS Kemenkum HAM, Adek Kusmanto saat dikonfirmasi, Selasa (2/10/2018).
Total warga binaan yang mendekam di delapan unit pelaksana teknis (UPT) pemasyarakatan di Sulteng berjumlah 3.220 orang. Dari jumlah tersebut, hanya 1.863 warga binaan yang tercatat hari ini berada di rutan dan lapas masing-masing. Sementara itu, sebanyak 1.357 orang, baik narapidana dan tahanan masih melarikan diri.
Diketahui sebelumnya, sebanyak 1.425 warga binaan yang ada di sejumlah rutan dan lapas di Sulawesi Tengah melarikan diri karena gempa dan tsunami.
Narapidana dan tahanan yang kabur ingin menyelamatkan diri serta mencari informasi tentang keselamatan keluarganya di luar sana. Oleh sebab itu, Kemenkum HAM memberikan waktu satu Minggu bagi para narapidana maupun tahanan yang masih berada di luar untuk melapor dan kembali ke dalam penjara.
“Waktu yang diberikan jajaran kami satu minggu, setelah satu minggu ada pencarian yang dilakukan oleh satuan tugas,” ujar Dirjen PAS Kemenkum HAM Sri Puguh Budi Utami saat jumpa pers di kantornya, Senin (1/10/2018). (yl)