Unjuk Rasa di Kantor Gubernur Sumut, Ribuan Nelayan Minta Jaminan Keamanan

by

Geosiar.com, Medan – Ribuan nelayan asal Kabupaten Asahan, Batubara dan Kota Tanjung Balai, yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Kecil Modern Sumatera Utara menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Kamis (13/9/2018).

Mereka meminta Gubernur Edy Rahmayadi supaya memberikan jaminan keamanan kepada mereka untuk bisa mencari ikan di laut.

Koordinator massa nelayan Batubara, Adi menyampaikan, saat ini mereka takut pergi melaut karena kerap menjadi sasaran kriminalisasi petugas Polisi Air.

“Oknum Polair kerap mengintimidasi dan menangkap rekan kami. Bahkan ada beberapa rekan kami yang ditangkap saat sedang melaut,” ujarnya.

Petugas menganggap nelayan melanggar aturan Permen KP Nomor 71 Tahun 2016 tentang alat tangkap ikan.

“Alat tangkap kami hanyalah pukat payang dengan kapasitas kapal hanya 5 GT,” ucapnya.

Adi mengatakan, aturan terkait pelarangan alat tangkap itu pada akhirnya membuat mereka kerap berbenturan dengan nelayan tradisional. Bahkan tak jarang hal itu menimbulkan korban luka.

“Kami ingin agar Pak Gubernur Edy Rahmayadi memperjuangkan nasib kami. Ada 20.000 nelayan yang kini terancam kehilangan mata pencaharian,” ujarnya.

Salah satu istri nelayan yang ikut berdemo Tika Erawati mengatakan, suaminya sudah tidak pergi melaut sejak sebulan terakhir. Dia mengatakan sengaja melarang suaminya karena takut nyawa yang jadi taruhannya.

“Gimana gak takut kalau kapal suami kami kerap ditembaki kalau melaut,” ujar Tika.

Dia juga mengaku heran dengan pemerintah yang mengeluarkan aturan melarang alat tangkap mereka.

“Padahal alat tangkap ini sudah kami pakai puluhan tahun dan terbukti tidak merusak laut,” lanjutnya.

Ketika mereka berunjukrasa, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi langsung turun menerima para pengunjuk rasa.
Edy Rahmayadi pun menyampaikan dia akan membawa Sumatera Utara bermartabat, namun diberikan kesempatan.

“Saya tidak mau rakyat ini dibodoh-bodohi. Saya tidak mau rakyat ini miskin mengerti. Nanti saya atur. Saya baru lima hari jadi gubernur udah kau demo,” ujarnya.

Edi Rahmayadi pun kemudian menyampaikan supaya dia didengarkan saat berbicara dan menyuruh para warga sebaiknya salat dzuhur daripada melakukan unjuk rasa yang membuat kemacetan.

“Setuju kalian saya jadi gubernur,” tanya Gubernur Edy Rahmayadi. Para pendemo pun menyampaikan setuju.

“Kalau setuju dengarkan saya, kalau kalian tidak setuju biar mundur saya,” lanjut Edy Rahmayadi.

Hingga berita ini diturunkan, massa tampak masih bertahan di depan Kantor Gubernur. Sementara itu, perwakilan nelayan sudah diterima masuk ke dalam untuk audiensi. (yl)