Geosiar.com, Manila – Dua tokoh Katolik mengharapkan gugatan hukum terhadap Presiden Rodrigo Duterte di Pengadilan Kriminal Internasional atau International Criminal Court bakal berhasil.
Ditambah lagi, tindakan pembunuhan semena-mena atau extrajudicial killing tentang perang narkoba terus bertambah di negara jiran itu.
“Saya berharap kasus Duterte di ICC akan berhasil karena jumlah korban pembunuhan dalam perang narkoba terus bertambah,” kata Arturo Bastes, yang merupakan uskup Sorsogon, kepada Manila Bulletin pada Seini, (3/9/2018).
Bastes menambahkan Duterte telah mengatakan dalam beberapa pidatonya bahwa perang narkoba akan terus berlanjut, yang memicu pembunuhan lebih banyak oleh orang suruhan Duterte.
“Ini merupakan pelanggaran HAM terang-terangan, yang harus diinvestigasi oleh lembaga internasional,” kata Bastes.
Broderick Pabillo, Uskup Manila, juga menyambut baik pelaporan terhadap impunitas yang dimiliki pelaku kejahatan di negara itu.
“Saya menyambut baik kasus pelanggaran HAM yang dilaporkan ke ICC. Kami melawan kultur impunitas. Mereka yang melanggar HAM harus dibuat bertanggung jawab. Mereka harus membuktikan diri mereka tidak bersalah di pengadilan,” kata Pabillo.
Senada dengan Pabillo, Uskup Balanga, Ruperto Santos, juga mengatakan Duterte seharusnya diadili di pengadilan di Filipina dan bukan di negara lain.
“Kita negara merdeka dan memiliki pengadilan untuk mengadilinya. Lebih baik mengadilinya di sini. Biarkan rakyat Filipina, pengadilan mengadilinya dan bukannya orang lain dan bukan di negara lain,” kata Santos.
Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa keluarga dari korban pembunuhan terkait perang narkoba yang digelar pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat Rise Up for Life and for Rights, melakukan pengaduan kepada Kantor Penuntutan di ICC.
Melalui asosiasi Pengacara Rakyat Uni Nasional, mereka mengajukan gugatan kejahatan terhadap kemanusiaan oleh Duterte ke ICC.
“Gugatan yang diajukan ke Kantor Penuntutan Bensouda bertujuan membuat Presiden Duterte bertanggung jawab atas kejahatan atas kemanusiaan yang dilakukannya terhadap ribuan orang Filipina,” kata Neri Colmenares, yang menjadi ketua dari asosiasi Pengacara Rakyat. (yl)