Bangun Rumah Warga Lombok, Presiden Gunakan Teknologi RISHA

by

Geosiar.com, Lombok – Banyaknya tempat tinggal warga Lombok yang mengalami kerusakan berat akibat gempa yang terjadi pada hari Minggu sore (5,08/2018) dengan magnitudo 7 SR, Kepala Presiden pun mengambil langkah perbaikan rumah yang dimulai pada hari selasa (14/08/2018).

Pengambilan langkah untuk memperbaiki rumah disalurkan secara bertahap dengan anggaran dana sebesar Rp 50 Juta untuk setiap kepala keluarga.

Dilansir dari Berita Kepresidenan (14/08/2018), Jokowi menyampaikan kabar tersebut kepada para pengungsi berlangsung di lapangan kantor Bupati Lombok Utara, Senin Malam (13/08/2018)

Kendati demikian langkah yang diambil oleh Presiden, Dia pun berharap agar warga Lombok bersedia membangun kembali rumahnya dengan teknologi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat).

Teknologi RISHA adalah salah satu teknologi dengan menggunakan sistem modular sehingga mudah dipasang dan lebih cepat penyelesaiannya dibandingkan konstruksi rumah konvensional. Biayanya juga terjangkau, mudah dipindahkan karena knock down dan tahan gempa. Proses pembangunannya tidak membutuhkan semen dan bata, melainkan dengan menggabungkan panel-panel beton dengan baut.

“Saya hanya ingin pesan, membangunnya nanti akan diawasi oleh Pak Gubernur kemudian akan diberikan bimbingan oleh Pak Menteri PU. Nanti membangunnya harus rumah yang tahan gempa. Namanya sistem RISHA. Jadi kalau ada gempa itu tidak goyah,” tutur Presiden.

Sebelumnya, wilayah Lombok termasuk salah satu wilayah rawan gempa. Presiden menginstruksikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk memberikan

“Saya juga baru diberi tahu, tahun 1979 dulu pernah gempa (besar) di sini sehingga rumah-rumah nanti harus mulai dibangun rumah yang tahan gempa sehingga kalau ada apa-apa rumah kita tetap bisa berdiri kokoh,” ucapnya.

Pembangunan rumah dengan menerapkan teknologi RISHA telah dilakukan di Aceh sebanyak kurang lebih 10 ribu unit setelah bencana tsunami melanda. Salah satu keunggulan yang didapat dari teknologi ini ialah sifatnya yang fleksibel sehingga mampu menahan goncangan gempa.

Kementerian PUPR menjelaskan, setelah melalui proses pengembangan sejak 2004, teknologi pembangunan rumah ini telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Hingga kini, RISHA telah didirikan di lebih dari 60 wilayah di Indonesia dengan jumlah mencapai ratusan ribu unit. (Ut)