Bom yang Serang Bus Sekolah di Yaman Buatan Amerika Serikat

by

Geosiar.com, Dahyan – Koalisi serangan militer pimpinan Arab Saudi ke Yaman dituding sebagai otak penyerangan terhadap sebuah bus sekolah di Dahyan, Yaman pada Kamis, (9/8/2018). Tudingan tersebut semakin menguat usai ditemukan pecahan bom jenis Raytheon Mark 82 yang menghantam bus yang penuh muatan anak-anak tersebut.

Bom Raytheon Mark 82 merupakan jenis bom yang biasa digunakan oleh koalisi serangan militer pimpinan Arab Saudi. Serangan bom terhadap bus sekolah itu, telah menewaskan 51 orang yang sebagian besar anak-anak dan melukai 79 orang.

Melansir dari RT.com pada Senin, (13/8/2018), terdapat beberapa gambar mengerikan dari lokasi ledakan memperlihatkan serpihan bom Raytheon Mark 82, sebuah jenis bom yang masih dijual Amerika Serikat ke Arab Saudi. Penjualan senjata ini telah dikecam berkali-kali oleh kelompok-kelompok HAM yang menilai ini sebagai salah satu faktor utama naiknya angka korban tewas dalam perang Yaman.

“Kami tidak pernah tahu jika amunisi itu salah satu yang dijual Amerika Serikat pada mereka (Arab Saudi). Kami tidak punya banyak personil di lapangan,” kata Josh Jacques, Juru bicara Komandan Pusat Amerika Serikat.

Dalam tiga tahun berkecamuknya perang Yaman, PBB memperkirakan lebih dari 10 ribu orang tewas. Sementara blokade yang dilakukan Arab Saudi telah menimbulkan bencana kelaparan dan penyakit di penjuru Yaman.

Foto-foto pecahan Raytheon Mark 82 di area ledakan bus, terverifikasi benar. Bom jenis ini pernah membuat heboh pada 2016 ketika koalisi Arab Saudi menjatuhkan bom ini di sebuah aula di ibu kota Sanaa yang sedang menyelenggarakan upacara pemakaman ulama bernama Ali al-Rawishan. Serangan bom ini menewaskan lebih dari 140 orang dan melukai 525 orang.

Walaupun sudah diserukan oleh banyak lembaga swadaya masyarakat bahkan anggota kongres Amerika Serikat agar Washington menghentikan suplai senjata ke Arab Saudi, kenyataannya Pentagon malah mengunci sejumlah kontrak dengan perusahaan pembuat senjata, Lockheed Martin/General Dynamics. Dalam kontrak itu, Pentagon meminta pengiriman bom jenis MK-500 ke koalisi militer pimpinan Arab Saudi di Yaman. (yl)