Geosiar.com, Lombok – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan stakeholder terkait sudah melakukan evakuasi terhadap ribuan orang yang berada di Gili Trawangan, Gili Air dan dan Gili Meno.
Hal itu dilakukan usai adanya gempa yang berkekuatan 7 Skala Richter yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (5/8/2018) kemarin.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB mengatakan 8.381 orang telah dievakuasi dari tiga Gili. Jumlah tersebut ada yang merupakan wisatawan lokal, asing serta warga lokal berhasil dievaluasi.
“Wisatawan di tiga Gili semua selesai dievakuasi sejak kemarin pukul 15.00 WIB. Ternyata ada 8.381 jiwa. Termasuk wisatawan warlok dan karyawan resort,” kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/8/2018).
Sekitar 8.381 orang yang telah dievakuasi langsung dibawa ke tiga pelabuhan yakni pelabuhan Benoa, pelabuhan Lembar dan pelabuhan Bangsal. Evakuasi tersebut dengan menggunakan 13 kapal.
“Semuanya selamat dan tidak ada luka maupun meninggal,” ujarnya.
Sutopo pun kemudian menjelaskan alasan dilakukannya evakuasi di tiga Gili itu berdasarkan keinginan masyarakat dan bukan adanya perintah dari pemerintah daerah maupun pusat.
“Mereka ingin keluar karena satu, trauma dengan kejadian gempa 7 SR. Mereka merasakan guncangan yang sangat keras. Yang kedua, mereka terpancing oleh hoaks tadi. Mereka tinggal di pulau kecil, apalagi kalau terjadi tsunami.
Bayangannya adalah tsunami yang besar. Itu lah yang menyebabkan mereka ingin secepat-cepatnya kembali ke negaranya dan semua tertangani dengan baik,” jelasnya.
Dia pun memastikan, kondisi di tiga Gili tersebut saat ini dalam kategori aman meskipun masih adanya gempa susulan yang memang merupakan hal biasa atau alamiah.
“Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air termasuk kawasan lainnya kondisinya aman dan masih dibuka. Namun, kemarin terjadi kepanikan dan eksodus besar-besaran karena ada trauma dan hoaks tadi,” ujarnya. (yl)