Geosiar.com, Washington – Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memberi janji untuk menyediakan dana hampir US$300 juta yang merupakan pendanaan keamanan baru Asia Tenggara sementara China terus memperkuat kehadirannya di kawasan.
Pompeo mengumumkan jumlah dana baru itu kepada wartawan di sela-sela pertemuan menlu 10 negara ASEAN dan pejabat negara lain di Singapura pada Sabtu (4/8/2018).
“Sebagai bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan keamanan regional di Indo-Pasifik, Amerika Serikat dengan bangga mengumumkan hampir US$300 juta dana segar untuk memperkuat kerja sama keamanan di seluruh kawasan,” ucapnya.
Bantuan keamanan baru ini akan memperkuat keamanan maritim, mengembangkan bantuan kemanusiaan, kemampuan menjaga perdamaian dan melawan “ancaman antar-negara,” tambahnya.
AS pada awal minggu ini mengatakan akan berinvestasi sebesar US$113 juta di bidang teknologi, energi dan pembangunan infrastruktur di Asia yang disebut sebagai “uang muka bagi era baru komitmen ekonomi AS di kawasan”.
Pandangan AS agar tercipta “Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka” ini muncul bersamaan deengan upaya China memperkuat pengaruh melalui program Jalur Sutra untuk meningkatkan hubungan perdagangan dengan ASEAN dan wilayah lain di dunia.
Pengamat mengatakan bahwa perang dagang antara Beijing dan Washington bisa melebar ke masalah-masalah sensitif lain di kawasan seperti Laut China Selatan yang sebagian besar diklaim oleh China dan sebagian klaim itu beririsan dengan klaim sejumlah negara ASEAN.
Diketahui sebelumnya, di tempat yang sama ASEAN dan China juga mencapai sejumlah kesepakatan terkait keamanan dan perdagangan. Dalam pertemuan ASEAN+China, dicapai kesepakatan untuk mempererat hubungan perdagangan dan menentang proteksionisme.
Satu keputusan yang memperlihatkan upaya China mempengaruhi ASEAN ketika negara itu terlibat perang dagang dengan Amerika Serikat.
Di samping itu, China juga mengusulkan latihan militer bersama ASEAN di kawasan yang bertujua mengurangi pengaruh AS di kawasan.
Pompeo mengatakan kepada wartawan bahwa dalam pertemuan dengan ASEAN ini dia mengungkapkan kekhawatiran atas militerisasi Laut China Selatan oleh Chine dan pentingnya mempertahankan ketertiban berdasarkan hukum di kawasan.
Selain itu, dia mengatakan masalah krisis kemanusiaan di negara bagian Rakhine, Myanmar dan isu keamanan lain juga penting bagi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Istilah Indo-Pasifik semakin melekat di kalangan diplomat Jepang, Australia, India dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun belakangan. Istilah itu merupakan kependekan dari wilayah yang mengedepankan demokrasi dan merupakan lawan dari istilah Asia Pasifik dimana China menjadi motor.
China mengatkan kebijakan Jalur Sutra bertujuan mendorong kemakmuran yang sama di semua negara peserta, namun kubu yang menentang menyebut kebijakan itu sebagai kebijakan utama Presiden Xi Jinping agar dia memiliki pengaruh politik yang lebih besar. (yl)