Jambi-GeoSiar.com, Gubernur Jambi, Zumi Zola menanggapi polemik seputar rencana pemberian nama puncak Gunung Kerinci menjadi Puncak Joko Widodo (Jokowi).
Berdasarkan informasi yang beredar, puncak Gunung Kerinci yang berada di 3805 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini rencananya akan diberi nama pucak Jokowi.
Ide ini muncul ketika Presiden Jokowi menghadiri acara Hari Pers Nasional (HPN) pada 9 Februari 2018 lalu.
Orang nomor satu di Provinsi Jambi ini mengatakan, penamaan puncak Gunung Kerinci tak bisa dilakukan secara sepihak karena gunung ini masuk dalam dua wilayah, yakni Provinsi Jambi dan Sumatera Barat.
“Saya pikir Bapak Presiden pasti akan bijaksana menyikapi ini. Apalagi, ada rasa memiliki (Gunung Kerinci) dari masyarakat Jambi, khususnya di Kabupaten Kerinci,” ujar Zumi Zola pada Rabu (21/2/2018).
Menurut Zumi hal tersebut memang wajar jika ada yang menyampaikan aspirasi atau usulan pemberian nama puncak Gunung Kerinci.
Namun demikian, ia tetap menolak apabila pemberian nama tersebut dilakukan secara sepihak. “Mana ada yang setuju,” ucap Zumi Zola.
Ketua DPRD Provinsi Jambi, Cornelis Buston menilai, pemberian nama tidak bisa hanya klaim semata. Apalagi Gunung Kerinci masuk wilayah Provinsi Jambi.
“Tidak ada hak bagi siapa pun untuk mengeluarkan aturan atau nama untuk wilayah lain,” ujar CB.
Rencana atas pemberian nama puncak Gunung Kerinci sebelumnya ramai dibahas ketika Presiden Jokowi hadir langsung dalam acara tahunan yang juga di hadiri undangan dari negara-negara tetangga.
Sejumlah pegiat wisata Kerinci didukung sejumlah tokoh langsung menyampaikan wacana tersebut.
Apalagi, baru saja membuka jalur pendakian baru menuju puncak Gunung Kerinci dari Solok Selatan.
Dikutip dari laman radiotemansejati.com, wacana tersebut didukung oleh Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Irwan Afriadi ketika menghadiri pelepasan pendakian perdana Gunung Kerinci via Solok Selatan di daerah Bangun Rejo, Kamis, 15 Februari 2018.
“Ini merupakan bentuk apresiasi kita kepada beliau (Jokowi). Pada waktu acara HPN beliau melakukan promosi yang sangat luar biasa di depan 26 duta besar negara luar, banyak menteri, dan dihadiri oleh ratusan media lokal, nasional, dan internasional,” ujar Irwan.
Selain itu, menurut Irwan, Jokowi juga pernah melakukan pendakian kerinci pada tahun 1983, dan hal tersebut sangat berkesan baginya.
Terlebih waktu itu Jokowi melalui Solok Selatan untuk sampai di Kresik Tuo, nama daerah di Kabupaten Kerinci.
“Ini baru usulan dan pelang namanya kita akan letakkan di puncak Kerinci 3805 mdpl, kalau beliau setuju ya alhamdulillah, kalau tidak setuju nanti akan kami turunkan kembali,” imbuhnya.
Ternyata bukan hanya puncak Gunung Kerinci yang diberi nama baru. Lokasi perkemahan pada ketinggian 3.200 mdpl di Gunung Kerinci juga akan diberi nama. Nama diambil dari nama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar.
“Kami mengusulkan tempat perkemahan terakhir pada ketinggian 3.200 mdpl diberikan nama Camping Siti Nurbaya. Sebagai apresiasi atas besarnya perhatian menteri untuk pembukaan jalur tersebut,” ujar Kepala Seksi Pengelolaan Kawasan Strategis dan Destinasi Kepariwisataan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok Selatan, Aig Wadenko.
Selain nama Siti Nurbaya, ternyata masih ada 11 nama lagi yang akan digunakan sebagai tempat perkemahan sepanjang jalur pendakian 14,2 kilometer. Nama-nama tersebut dinilai berperan penting dalam pembukaan jalur baru menuju puncak Kerinci.
“Wabup (Solok Selatan) juga sangat mendukung penamaan tersebut, akan mudah diingat,” tutur Aig. (lpt6/r1)