Medan-GeoSiar.com, Menyongsong Imlek, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Sumatera Utara (FKUB Sumut), Maratua Simanjuntak mengungkapkan kekhawatirannya terhadap teror yang menimpa beberapa pemuka agama di tanah air di hadapan Gubernur Sumut, T Erry Nuradi dan Walikota Medan, T Dzulmi Eldin, pada Kamis (15/2/2017).
Maratua yang ikut meninjau pengamanan Imlek di Vihara Maitreya Komplek Cemara Asri, pada Kamis (15/2) siang merasa was-was dengan banyaknya pemuka agama yang menjadi korban kekerasan sejumlah orang yang tak dikenal.
Guna mengantisipasi hal yang serupa terjadi di perayaan umat koghucu ini, Maratua menghimbau pihak kepolisian dibawah pimpinan Kapolda Sumatera Utara, Irjend Paulus Waterpauw dapat meningkatkan keamanan di rumah ibadah dan tempat sembahyang lainnya.
“Kepada pak Kapolda, saya hanya minta agar Sumatera Utara ini jangan sampai masuk orang gila. Orang gila yang saya maksud ini seperti kejadian-kejadian di Jawa, dimana pemuka agama dilukai bahkan sampai meninggal dunia,” tuturnya.
Maratua mengungkapkan kerisauannya terhadap teror yang menimpa ustaz, pendeta dan juga pastor yang menjadi korban kekerasan orang yang tak bertanggungjawab.
“Saya sendiri pun takut-takut juga. Dalam hati, apa jangan-jangan nama saya termasuk dicatat sebagai orang yang akan diserang. Apalagi saya ini Ketua FKUB,” tuturnya.
Maratua berharap sejumlah aksi penyerangan yang terjadi di pulau Jawa tak terulang di Sumatera Utara.
“Saya rasa, pak Kapolda bisa mengatasi masalah itu. Dan kalau ada kejadian, itu orangnya harus benar-benar diperiksa. Jangan sampai dikit-dikit dikatakan sebagai orang gila,” tutur Maratua.
Hal senada disampaikan Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Sumatera Utara, Indra Wahidin yang berharap, kerukunan antar umat beragama di Sumatera Utara tetap terjaga.
Apalagi menjelang hari raya imlek yang akan dirayakan pada Jumat (16/2/2018) besok.
Indra yakin dengan pengamanan yang diberikan oleh pihak kepolisian suasana imlek bisa berjalan dengan lancar tanpa ada kendala apapun.
Dengan demikan, menurutnya kota Medan dapat mencerminkan kota yang kondusif, harmonis dan saling menghargai dengan berbagai perbedaan latar belakang masyarakatnya. (trb/r1)