Medan-Geosiar.com, Apresiasi perlu dilontarkan untuk anak-anak PSMS Medan yang berhasil tampil mengejutkan selama berlaga di turnamen Piala Presiden 2018. Bagaimana tidak, PSMS tercatat sudah mengalahkan 3 klub legendaris, PSM Makassar, Persib Bandung, dan terakhir Persebaya Surabaya yang sekaligus menyegel tiket babak semifinal Piala Presiden.
Apalagi sebelumnya, Pelatih PSMS Djajang Nurdjaman hanya menargetkan anak asuhnya bisa melewati babak grup saja. Target tersebut telah tercapai, Djajang Nurdjaman bertekad membawa ayam kinantan meraih gelar juara Piala Presiden 2018.
Pelatih yang sempat membawa Persib Bandung menjuarai Piala Presiden 2015 tersebut bertekad mengulang prestasi tersebut dengan membawa PSMS juara. Perjalanan PSMS hingga ke babak semifinal, membuat ia percaya diri dengan kemampuan anak asuhnya.
“Kami sudah masuk semifinal, yang pasti kami ingin juara. Sudah terlanjur basah, jadi kalau basah yang basah sekalian. Artinya sudah melangkah sejauh ini kami tidak mau sia-siakan kesempatan ini,” ujarnya di Kebun Bunga, Rabu (7/2/2018).
Bagi Djanur, panggilan akrab Djajang Nurdjaman, Stadion Manahan Solo tak begitu angker bagi skuat PSMS Medan. Meski mereka tak bisa main di markasnya Stadion Teladan pada babak semifinal nanti, justru Manahan menjadi sejarah baru bagi mereka.
Terbukti, keberuntungan berpihak pada mereka saat babak delapan besar kemarin. Bagi Pelatih PSMS, Djadjang Nurdjaman Stadion Manahan bukan berarti mereka tak bisa meraih kemenangan. Justru ia kian yakin dengan atmosfer di Manahan dewi fortuna berpihak kepada mereka.
“Main di Stadion Manahan saya rasa baik buat kami. Di sana kami berhasil sampai melaju le semifinal. Tapi kami akan bertandinga di hadapan ribuan suporter dari tim lawan yang mungkin akan memadati stadion,” pungkasnya.
PSMS sendiri akan melawan Persija jakarta di babak semifinal. Laga akan digelar di Stadion Manahan Solo, Sabtu (10/2). Persija Jakarta maupun PSMS Medan akan menggunakan Stadion Manahan, Solo sebagai kandangnya di babak semifinal.
Artinya meski menggunakan sistem kandang-tandang, kedua klub tidak perlu repot-repot berpindah tempat. Macan Kemayoran dan Ayam Kinantan hanya bergantian mengenakan jersey utama saat tampil sebagai tuan rumah. (Trb/R2)