Madura-GeoSiar.com, Seorang siswa berinisial MH melakukan penganiayaan terhadap gurunya Ahmad Budi Cahyono di ruang kelas SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura, Kamis (1/2/2018).
Nyawa sang guru tak dapat diselamatkan akibat dari perbuatan siswa tersebut dan meninggal pada hari yang sama pukul 21.40 WIB di RSUD. Dr. Soetomo-Surabaya.
Jenazahnya kemudian di bawa kembali ke rumah pada Jumat (2/2/2018) dini hari.
Berdasarkan laporan polisi, terungkap bahwa penganiayaan terjadi sekitar pukul 13.00 WIB pada saat sesi jam terakhir di jam pelajaran seni lukis.
Guru Budi yang masih berstatus honorer awalnya merasa terganggu dengan sikap siswanya yang tak menghargainya saat menjelaskan pelajaran.
Siswanya tersebut terlihat mengganggu temannya yang lain dengan mencoret-coret lukisan mereka.
Meskipun sudah diberikan teguran, MH tak juga menggubris Budi.
Mh justru semakin semangat untuk mengganggu teman-temannya yang lain.
Akhirnya Budi menegur MH dengan mencoret pipinya menggunakan cat warna. MH yang tak terima dan merasa dipermalukan sang guru segera memukul Budi.
Seisi kelas merasa takut dan memanggil guru yang lainnya untuk melerai perkelahian.
Keduanya juga segera di bawa ke ruang kepala sekolah untuk menjelaskan duduk perkaranya.
Saat itu Kepsek tidak melihat adanya luka di tubuh dan wajah Budi dan mempersilahkan Budi pulang terlebih dahulu.
Namun menurut pengakuan Kepsek, pihak keluarga Budi menuturkan sakit yang dirasakan Budi di bagian lehernya ketika sampai di rumah.
Budipun kemudian beristirahat (tidur) untuk menenagkan sakit pada lehernya.
Budi yang merasa kesakitan tiba-tiba tak sadarkan diri (koma) dan langsung dirujuk ke RSUD. Dr. Soetomo-Surabaya.
Pukul 21.40 WIB dikabarkan guru Budi sudah meninggal dunia di RSUD Dr. Soetomo.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Saiful Rachman sangat menyayangkan peristiwa ini dan segera mengusut tuntas kasus tersebut. Menurutnya persoalan ini sangat serius dan harus ditindaklanjuti secara hukum.
“Jam 03.00 korban telah dibawa pulang keluarganya dari RS Dr Soetomo Surabaya,” kata Saiful pada Jumat (2/2/2018).
Saiful sangat menyayangkan insiden tersebut. Dia juga prihatin karena peristiwa itu terjadi saat jam pelajaran di kelas.
Korban dikenal jago musik termasuk biola dan berparas ganteng.
“Dia guru idola para siswanya. Pinter dan Multi talent dan masih muda. 27 tahun,” ucap Saiful.
Dalam cuitannya di Twitter, Saiful Rachman bertekat akan menuntaskan kasus penganiayaan siswa yang menewaskan guru guru di SMA Tarjon, Sampang.
Saiful pun memention hal itu ke twitter resmi Kemendikbud RI serta Pemprov Jatim untuk di tindak lanjuti. (trbmdn/r1)