15.000 Orang Asmat Terjangkit Gizi Buruk

by

Papua-GeoSiar.com, Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar mengungkapkan jumlah warga yang menderita gizi buruk mencapai 15 ribu orang di Kabupaten Asmat, Papua pada Rabu (24/1/2018).

KLB campak dan gizi buruk melanda daerah Asmat sejak September 2017. Hingga kini dilaporkan terdapat 61 anak dan balita yang meninggal dunia akibat terserang campak dan gizi buruk.

“Yang mengalami gizi buruk, kurang lebih 10 ribu orang hingga 15 ribu orang,” kata Irjen Boy di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Jakarta.

Gizi buruk yang dialami masyarakat di Asmat, menurut Boy disebabkan oleh beberapa faktor yakni tempat, sarana dan juga ekonomi.

Lokasi warga yang sangat jauh dari puskesmas, sarana dan prasarana yang tak memadai, taraf perekonomian masyarakatnya rendah, dan keterbatasan akses distribusi makanan bergizi menjadi pemicu utama gizi buruk.

“Beberapa aliran sungai pasang surut jadi tidak selalu dapat dilewati kapal untuk mendistribusikan bahan makanan,” ujarnya.

Menurut Boy, kuantitas ahli medis yang ada di Asmat kurang memadai.

“Tenaga medis kurang, kepala puskesmasnya bukan dokter,” katanya.

Berdasarkan hal tersebut, Pusdokkes Mabes Polri diminta untuk mengirimkan sejumlah dokter untuk ditempatkan di puskesmas-puskesmas di Asmat.

“Program dokter muda, dokter magang diharapkan bisa hadir di Papua sehingga bisa mengisi pos yang kosong terutama kepala puskesmas,” katanya.

Sejumlah bantuan pasokan makanan bergizi dan obat-obatan telah disalurkan baik oleh instansi pemerintah dan swasta sejak kasus ini mengemuka di pemberitaan berbagai media.

“Kami berterima kasih sampai hari ini dari beberapa lembaga masyarakat ikut mengirim (bantuan) ke Asmat,” katanya.

Meskipun demikian, hingga saat ini warga masih membutuhkan 2.000 vial hingga 3.000 vial vaksin campak.

Polda Papua dan Kodam Cenderawasih sesegera mungkin membuat Satgas Kesehatan dan memetakan sejumlah daerah rawan penyakit untuk menanganinya.

“Di beberapa wilayah akan kami telusuri, informasinya terdapat beberapa wabah penyakit seperti di Pegunungan Bintang,” tutupnya.(anta/r1)