Bengkulu-GeoSiar.com, Petugas Menara Suar Pulau Tikus, Kusnadi mengungkapkan kondisi daratan di Pulau Tikus yang terus menerus mengalami penyusutan pada Kamis (11/1/2018) lalu.
Pulau kecil yang berjarak delapan mil laut dari Kota Bengkulu mengalami penyusutan akibat abrasi dan kenaikan permukaan air laut.
“Daratan pulau terus menyusut akibat gerusan ombak, terutama di sisi timur,” kata Kusnadi.
Abrasi atau penyusutan daratan pulau menurut Kusnadi terus terjadi dalam beberapa tahun terakhir sehingga luas daratan pulau hanya tersisa 0,6 hektare.
Sementara luas daratan pulau tersebut awalnya diketahui mencapai dua hektare dan ditopang terumbu karang seluas 200 hektare.
“Sudah banyak pihak yang melakukan penghijauan di pulau ini tapi pohon-pohon yang ada tak mampu menahan terjangan ombak,” kata dia.
Semenjak penyusutan terjadi, menurut Kusnadi sejumlah fasilitas yang ada di atas daratan tersebut terpaksa harus dipindahkan ke lokasi lain, salah satunya adalah menara suar yang sudah dua kali berpindah lokasi.
Untuk mengantisipasi terkikisnya tanah akibat abrasi air laut, Komunitas Mangrove Bengkulu mulai menggalakkan penanaman mangrove disekitar pantai.
Gerakan penanaman mangrove ini mulai dilaksanakan sejak Mei 2017.
Komunitas telah menanam 380 batang bibit mangrove jenis Rhizophora stylosa dan saat ini hampir 50 persen tumbuh dengan jumlah daun berkisar enam hingga delapan helai.
“Kami menanam mangrove dalam paralon, sehingga bibit tidak hanyut dibawa ombak,” tutur Riki sebagai Koordinator Komunitas Mangrove Bengkulu.
Penanaman mangrove ini menurut Riki merupakan salah satu langkah yang paling efektif untuk menyelamatkan pulau-ulau kecil lainnya di sekitar Pulau Tikus. (Aktl/r1)