Jakarta-GeoSiar.com, Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Keuskupan Agung DKI Jakarta (KAJ) Mgr. Ignatius Suharyo memimpin dialog kebangsaan di Aula Gereja St. Perawan Maria Di Angkat Ke Surga Katedral. Jalan Katedral No. 7, Jakarta Pusat, Sabtu (6/1/2018).
Tema yang diangkat dalam diskusi yang bertujuan membangun persatuan bangsa kali ini adalah “Amalkan Pancasila, Kita Bhinneka, Kita Indonesia”.
Dalam mengawali diskusi, Uskup Suharyo memaparkan kelima sila dalam Pancasila yang berhasil didalaminya sebagai ideologi bangsa di tanah air.
“Kami mempelajari, mendalami masing-masing sila. Tahun 2016 sila pertama, tahun 2017 sila kedua, dan tahun sekarang sila ketiga, ‘persatuan Indonesia’,” tutur Uskup Suharyo.
Menurut Uskup Suharyo, sila-sila Pancasila merupakan bagian dari ideologi bangsa yang tak terpisahkan, maka setiap pandangan diterjemahkan menjadi gagasan-gagasan yang kongkrit dalam masyarakat. Orientasi yang konsisten juga akan terwujud jika setiap pribadi mendalami makna hakiki nilai pancasila.
“Yang tidak akan jadi apa-apa kalau tidak diterjemahkan menjadi gagasan-gagasan yang kongkrit. Nah, dari ideologi diterjemahkan menjadi gagasan-gagasan, diterjemahkan menjadi gerakan dan diharapkan gerakan yang dibangun akan membangun habitus artinya orientasi yang konsisten,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Uskup Suharyo juga memaparkan untuk tahun ketiga terkait persatuan bangsa diberikan penanda yakni lambang Bunda Maria, bunda segala suku yang mana dalam penanda itu pada dada Bunda Maria ada lambang Garuda Pancasila, kemudian selubung yang dikenakan berwarna merah putih dan di atas mahkota ada gambar nusantara.
“Di dunia tidak ada. Dengan cara itu kami berharap umat Khatolik sungguh-sungguh berusaha untuk menjadi warga negara yang baik berdasarkan inspirasi dari umat Khatolik itu,” pungkas Uskup Suharyo. (rml/r1)