Medan-GeoSiar.com, Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Sumatera Utara (APTISI) melakukan evaluasi kinerja selama tahun 2017 di Hotel Madani, Jumat (29/12/2017).
Adapun peserta yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Ketua APTISI Sumut Bahdin Nur Tanjung didampingi oleh Isa Indrawan, Agussani, Zainuddin, Tarmizi, Ismail Effendi, Paul Sirait, Ernayanti br Manurung, David Sembiring, dan Rita Dalimunthe.
APTISI mengutarakan banyak permasalahan dan cobaan yang harus dihadapi Perguruan Tinggi Swasta, salah satunya sanksi dari Menristekdikti kepada PTS.
Selain sanksi yang dinilai memberatkan, aturan dari Menristekdikti juga menambah beban bagi PTS se-Sumut.
“Cobaan itu antara lain adanya peraturan Menristekdikti yang dinilai tidak objektif, dipengaruhi person-person sehingga PTS seakan dihukum. Kita memberi bantuan dan alhamudillah bisa normal kembali,” kata Bahdin di Hotel Madani Medan, Jumat (29/12/2017).
Menurut Bahdin, persoalan peraturan akan dilakukannya verifikasi ijazah pada PTS perlu dikaji ulang.
“Ini agak aneh, mungkin tahun 2018 akan kita sampaikan lagi ke Menristekdikti dan PTS,” tuturnya.
Bahdin mengungkapkan penurunan jumlah mahasiswa yang terjadi dibeberapa PTS, terutama PTS Kesehatan dan akademi-akademi.
“Angka Partisipasi Kasar (APK) PT hanya 30 persen, padahal kita menginginkan kenaikan 40 persen. Saya berharap pimpinan PTS diskusi dan bisa mengambil langkah-langkah konkrit dalam peningkatan mahasiswa baru dan juga akreditasi,” tuturnya.
Kepada PTN Bahdin berpesan, agar membatasi penerimaan mahasiswa baru, dan lebih memfokuskan diri ke S2 dan S3 serta penelitian. Hal ini sesuai perintah Presiden Jokowi yang disampaikanya kepada seluruh pimpinan PTS.
“Janganlah jadi “pukat harimau”, sehingga mengurangi mahasiswa di PTS. Berilah kesempatan PTS melakukan pengembangan di institusinya,” tandas Bahdin.
Bahdin merincikan 263 jumlah PTS di Sumut yang terdiri dari 35 universitas, 7 institut, 92 sekolah tinggi, 113 akademi, dan 16 politeknik.
Diakhir pertemuan Bahdin juga membahas mengenai tahun politik yang akan di hadapi di tahun 2018 mendatang.
Berajak dari hal itu, Bahdin berharap APTISI Sumut dapat mendorong agar pimpinan PTS bisa mencerdaskan masyarakat serta menyehatkan politik di Sumut ini.
“Ada tenaga pendidik, cendikiawan dan lainnya bisa mencari pimpinan terbaik demi kemajuan Sumut. Kita yang mewarnai cara intelektual dengan mahasiswa dan masyarakat menyeleksi cagub di tahun 2018 ini,” tuturnya.
Senada dengan yang disampaikan oleh Bahdin, Isa Indrawan mengatakan besarnya peran PTS dalam menyelenggarakan pendidikan meskipun belum merupakan perwujudan dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2 Dikti).
” Di tahun 2018, APTISI Sumut berharap tingkatkan peran PT dalam L2 Dikti. Dan diharapkan benar-benar terwujud, sehingga tidak jauh-jauh lagi mengurus administrasinya,” pungkasnya. (trbmdn/r1)