Bandung-Geosiar.com, Presiden joko Widodo menjadi pembicara dalam forum bincang-bincang edukatif antara wirausahawan sukses dan para generasi muda bertajuk Entrepreneurs Wanted! seri kedelapan di Sasana Budaya Ganesha ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (18/12/2017).
Jokowi menceritakan karier bisnisnya saat masih membangun perusahaan mebel kayu di Solo, Jawa Tengah sebelum berkarier sebagai kepala daerah. Dihadapan peserta yang kebanyakan anak muda generasi milenial, Jokowi menjelaskan jatuh bangun sebagai pengusaha kayu.
Atas kerja keras di bisnis tersebut, Jokowi mengaku telah memiliki aset yang cukup besar. “Sampai saat ini masih ekspor produk-produk berbahan dasar kayu,” ungkap Jokowi.
Namun Jokowi mengaku sedih karena dua anaknya, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, justru lebih memilih usaha di bidang kuliner. “Saya sedih anak saya enggak ada yang mau nerusin usaha saya. Padahal, pabriknya udah gede, alat-alatnya sudah ada, tinggal nerusin dan gedein. Yang bikin kaget, anak saya yang pertama datang dan bilang mau jualan martabak. Ini udah ada tinggal gedein perusahaan, enggak mau. Saya syok, waduh, malah bisnis martabak. Yang paling kecil malah mau jualan pisang goreng, aduh,” ucapnya.
Jokowi mengaku kaget setelah mengetahui nilai jual merek (brand value) martabak anaknya, Gibran Rakabuming Raka, selama lima tahun, justru jauh lebih besar daripada nilai jual merek mebelnya.
“Selama 27 tahun hitungan saya (nilai merek pabrik mebel) enggak ada Rp 30 miliar. Tetapi, baru 5 tahun, brand value pabrik yang saya miliki dengan brand value martabak lima kali lipat lebih gede brand martabaknya,” ungkapnya.
Dari kenyataan tersebut, Jokowi menyimpulkan bahwa wirausaha di era digital seperti sekarang tidak penting memikirkan aset tetap. “Saya sering enggak ngerti dengan anak muda sekarang karena dulu yang dipikiri hanya fixed asset. Semakin gede pabriknya, maka semakin bangga. Tetapi, sekarang yang lebih dijual adalah brand value,” ujarnya.
Presiden Jokowi juga memotivasi generasi muda agar tidak ragu memulai bisnis sekecil apa pun. Menurut dia, tidak perlu perencanaan yang terlalu bertele-tele yang mengakibatkan usaha tersebut malah tidak berjalan.
“Kapan mulainya tidak ada waktu yang tepat. Memulai bisa kapan saja, yang jelas tidak akan pernah jadi kalau tidak memulai. Yang penting jangan gengsi,” ujarnya. (Kps/R2)