Jakarta-Geosiar.com, Sempat terjadi tarik-menarik dalam penyelenggaraan Rapat Pleno tertutup Partai Golkar, di Jakarta, 21 November 2017, demikian kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Andi Sinulingga di restoran Gado-Gado Boplo, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 16 Desember 2017.
Menurut Andi, tarik menarik penyelenggaraan rapat pleno terjadi karena ada upaya untuk membatalkan rapat dari pengurus partai kubu Setya Novanto. Penolakan tersebut didasarkan pada pleno pada 21 November 2017. Dalam rapat pleno itu, penyelenggaraan musyawarah nasional luar biasa diadakan jika praperadilan Setya Novanto ditolak.
“Pleno 21 November menegaskan jika praperadilan ditolak, kita meminta Setya Novanto mundur dan menggelar munaslub,” kata Andi.
Kubu Setya Novanto saat itu enganggap Pengadilan Negeri Jakarta Selatan belum memberikan keputusan atas gugatan praperadilan Setya Novanto yang dijerat dalam kasus korupsi proyek e-KTP. Padahal, pada hari yang sama dakwaan Setya telah dibacakan oleh jaksa penuntut umum KPK. “Sehingga pleno kemarin dianggap tidak ada legitimasinya,” ujarnya.
Namun Andi mengakui mempunyai perbedaan pandangan tentang hal tersebut. Menurut Andi, hasil praperadilan Setya Novanto sudah bisa diketahui ketika dakwaan dibacakan pada Rabu petang. “Kalau kita sudah tahu hasilnya ngapain kita tunggu besok,” ujarnya.
Namun Rapat Pleno tetap berlangsung selama sekitar tiga jam pada Rabu malam bersamaan dengan pembacaan dakwaan Setya Novanto. Selain membahas nasib Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar, rapat pleno juga mengadakan pemilihan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum baru, dan rencana munaslub.
Rapat pleno terpilih nama Airlangga sebagai ketua umum definitif Partai Golkar secara aklamasi. Keputusan aklamasi dicapai setelah calon lain, Aziz Syamsuddin, mengundurkan diri dari pencalonan Ketua Umum Golkar.
Munaslub Partai Golkar rencananya bakal digelar pada 19-20 Desember 2017. Sebelumnya akan digelar rapat pimpinan nasional pada 18 Desember 2017. Pada munaslub itu akan dipilih dan dikukuhkan ketua umum pengganti Setya Novanto. (Ant/R2)