Medan-Geosiar.com, Seluruh angkutan kota (Angkot) di Medan melakukan aksi mogok total tidak beroperasi pada Rabu, 13 Desember 2017. Atas aksi tersebut, pengusaha angkot mengklaim merugi hingga 3 miliar. Kerugian diderita 17 perusahaan yang ikut aksi pemogokan, di antaranya Mars, Morina, KPUM, Rahayu, Medan Bus, Nasional, Mini Wampu.
Menurut Sekretaris Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kota Medan, Jaya Sinaga, saat bertemu dengan Asisten III Pemprovsu, Zulkarnain, kurang lebih 8.000 unit angkot terlibat dalam aksi mogok total guna menuntut penegakan Kepmenhub No 108/2017 oleh Pemprov Sumatera Utara tentang penataan operasional kenderaan berbasis aplikasi atau online.
Pihaknya menuntut penghentian driver secara ilegal maupun langsung yang dilakukan pihak perusahaan Gocar maupun Grabcar.
“Setiap supir rata-rata per hari menghasilkan duit Rp 100.000. Ditambah pembayaran berbagai jenis kewajiban, kalau ditotal kerugian kami mencapai kurang lebih Rp 3 miliar,” ujar Jaya.
Sedangkan Ketua Umum KPUM Ali Akram menyebut kerugian yang dialami saat aksi mogok tersebut sekurangnya Rp 35 juta guna menutupi biaya operasional kantor.
Untuk diketahui, saat aksi mogok total angkot menyebabkan penumpukan masyarakat di titik-titik tertentu. Wakapolresta Medan AKBP Tatan Dirsan menyebutkan mengerahkan kenderaan bantuan yang terdiri atas 200 unit kenderaan roda dua. Selain itu 50 unit kenderaan roda empat berupa sedan, Gran Max, mobil patroli double cabin dan sebagainya yang dioperasikan di Medan, Belawan dan Binjai. Sedangkan kenderaan roda enam sebanyak 35 – 40 unit.
“Saya berharap aksi pemogokan angkot ini selesai pada hari ini juga agar aktivitas masyarakat kembali berjalan normal,” kata Tatan. (Mbd/R2)