Jakarta-Geosiar.com, Presiden Joko Widodo sepakat dengan pembatasan penerimaan mahasiswa baru di perguruan-perguruan tinggi negeri. Menurut Presiden, pembatasan dimaksudkan agar perguruan tinggi lebih fokus, dan tidak semuanya diambil.
Hal ini disampaikan Presiden saat memberikan sambutan pada acara Penutupan Rembuk Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), di Kemala Ballroom, Universitas Esa Unggul, Jakarta Barat, Rabu (29/11) sore. “Ada perguruan tinggi negeri yang mahasiswanya lebih dari 30.000, 40.000,” kata Presiden Jokowi.
Mengenai rencana pembatasan, Presiden telah menyampaikan kepada Menristekdikti M. Nasir. “Dan juga sudah dijawab, benar Pak saya laksanakan, kita tunggu saja menteri nanti bergerak kapan,” ujarnya.
Sebelumnya Presiden pernah meyoroti Perguruan Tinggi yang lamban terhadap perubahan global. Menurut Presiden, salah satu contoh adalah sudah lebih 30 tahun Fakultas Ekonomi tidak ada yang berani berubah.
“Enggak ada yang berani membuka fakultas digital ekonomi, jurusan toko online jurusan retail manajemen, jurusan logistik manajemen, jurusan meme,” ucap Presiden.
Menurut Jokowi, paradigma kedepan harus berubah jika tak ingin tertinggal dari negara lain. Sudah seharusnya dalam pembelajaran di perguruan tinggi, proses pembelajaran berimbang dengan 50 persen didalam ruangan atau kelas, selebihnya bisa di lapangan atau di perusahaan. Ini dibuat agar siswa mendapat pengalaman tambahan.
Jokowi menegaskan, teori memang penting, tetapi pengalaman jauh lebih penting. Karenanya Presiden menekankan pentingnya mengajarkan pengajaran yang berbasis problem, pengajaran yang berbasis tantangan, pengajaran yang berbasis pengalaman, untuk mengantisipasi perubahan dunia yang cepat.
“Tantangannya selalu berubah-ubah kalau kita selalu belajar hal-hal yang teori, yang teori itu sudah usang, kasihan mahasiswanya, karena perubahannya cepat sekali” ucap Presiden.
“Artinya, pimpinan perguruan tinggi wajib memberikan fasilitas, memfasilitasi dan mendukung pengembangan inovasi inovasi di perguruan tinggi,” tambah Presiden menekankan.
Jokowi menyebut, agar inovasi bisa berkembang ke dunia industri tidak berarti semuanya dibiayai olh perguruan tinggi. Tetapi bisa dibiayai oleh bersama dengan pihak swasta, pihak perbankan perusahaan packaging, perusahaan marketing, perusahaan logistik dan yang lain-lainnya. (Setkab/R2)