Jakarta-Geosiar.com, Citra buruk yang melekat pada Setya Novanto mengakibatkan elektabilitas Partai Golkar turun. Demikian pernyataan Mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 28 November 2017.
Menurut politisi senior Golkar tersebut, Partai Golkar harus dipimpin oleh pemimpin yang bersih untuk emnaikkan elektabilitas Golkar saat ini.
“Citra Golkar tercermin dari surveinya yang menurun, caranya ialah pimpinannya harus bersih,” Tegas JK.
Pernyataan JK merupakan tanggapan atas hasil survei Poltracking Indonesia yang dirilis Ahad, 26 November 2017. Dalam survei tersebut, Partai Golkar berada di peringkat ketiga di bawah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Gerindra. Tingkat keterpilihan Golkar ada di angka 10 persen.
JK mengutarakan solusi untuk meningkatkan elektabilitas Golkar adalah mengganti Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar. Menurutnya Golkar harus dipimpin orang yang bersih dan memiliki program yang jelas.
Saat ini Setya Novanto memang tengah ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena disebut terlibat dalam kasus mega korupsi proyek pengadaan korupsi yang disebut merugikan negara hingga 2,3 Triliun rupiah.
Akibatnya kasus tersebut, JK menilai Golkar harus segera menggelar munaslub untuk mengganti kedudukan Novanto tanpa memandang hasil gugatan praperadilan yang diajukan Setya Novanto pada KPK. “Namanya (Setya Novanto) sudah jelek. Kan praperadilan tidak mengadili substansi, mengadili proses saja,” kata JK.
Meskipun nantinya praperadilan dimenangkan Novanto, Menurut JK, citra Golkar akan tetap jelek bila Novanto tetap menduduki posisi ketua umum Golkar. “Orang tetap berpikir bahwa ada masalah (di Golkar),” tutupnya. (Tpo/R2)