Medan-GeoSiar.com, Tokoh Masyarakat Sumut Dr RE Nainggolan, MM mengharapkan pembangunan kawasan Danau Toba sungguh diperhatikan benar oleh pemerintah pusat dan daerah sebagai salah satu kekayaan alam yang berpotensi besar di Indonesia.
Menurut mantan sekda Provinsi Sumut ini, Danau Toba dapat dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata kelas dunia.
Namun, selaku pengamat, Dr RE Nainggolan, MM sangat menyayangkan peran pemerintah yang tak sepenuh hati mempromosikan wisata alam Danau Toba secara nasional dan tingkat internasional.
RE Nainggolan, menyoroti peran Menteri Pariwisata, Arief Yahya yang dinilai kurang serius dalam pengembangan kawasan Danau Toba sebagai bagian dari wisata terbesar di Indonesia yang berpeluang untuk meningkatkan pariwisata Indonesia.
Melalui tulisannya yang tertuang dalam bentuk monolog imajiner, RE Nainggolan mengungkapkan kondisi Danau Toba yang sesungguhnya. Buah pemikirannya mampu mewakili realitas Danau Toba yang sesungguhnya terabaikan.
Dalam monogram, RE Nainggolan menyoroti kebijakan yang telah dilakukan oleh Arief selaku Menteri Pariwisata yang dinilai mengabaikan Danau Toba sebagai salah satu ikon yang mampu membanggakan Indonesia.
Arief selaku Menteri Pariwisata, menurut RE Nainggolan beberapa kali tak mencantumkan Danau Toba sebagai kawasan pariwisata yang membanggakan dengan segala pesonanya ketika persentasi perkenalan kawasan wisata Nusantara. Padahal Presiden RI Joko Widodo telah menghimbau seluruh pihak untuk memberikan perhatian terhadap pengembangan kawasan Danau Toba.
Sebagai salah satu bukti nyatanya, menurut RE Nainggolan, saat peluncuran video Wonderful Indonesia yang berhasil menjadi juara pertama dalam berbagai kompetisi internasional, Arief tak mengikutsertakan nama Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata terindah yang ada di Indonesia.
“Akan tetapi, aku kembali merasa sedih, gundah dan gulana. Peristiwa demi peristiwa yang kualami, sepertinya membuat aku mulai bertanya-tanya dalam hati. Ada apa gerangan Pak Menteri Pariwisata, yang seolah-olah sering melupakan aku? Padahal Bapak Menteri sering mendatangiku, apakah itu bersama dengan Presiden RI Bapak Joko Widodo, dengan Bapak Luhut Binsar Pandjaitan, ibu dan bapak menteri lain,” tulisnya kecewa.
Tak hanya pada kesempatan itu, berdasarkan hasil pengamatan RE Nainggolan, Arief kembali mengabaikan Danau Toba dalam acara China International Travel Mart (CITM) di Kunming, Yunnan, Tiongkok pada 17-19 November 2017 yang lalu.
Dalam persentasi kelas dunia, menurut RE Nainggolan, merupakan kesempatan yang sangat bagus bagi sang Menteri untuk memanfaatkannya dalam mengundang turis ke Danau Toba.
“Akan tetapi…. Aku sangat terpukul. Dalam acara China International Travel Mart (CITM) di Kunming, Yunnan, Tiongkok pada 17-19 November 2017 yang lalu, yang dihadiri oleh Kementerian Pariwisata RI, dengan stand yang cukup besar, aku melihat teman-temanku, seperti Raja Ampat, Sulawesi Selatan, Manado, Borobudur, Bali, dan lain-lain, terpampang dalam foto-foto besar yang mencolok,” tulisnya.
Namun sangat disayangkan, menurut RE Nainggolan, Arief kembali mengulang kesalahan yang sama untk kedua kalinya dengan tak menyebutkan Danau Toba dalam destinasi wisata Nusantara.
“Tak terasa air mataku menetes, seperti tak bisa percaya, karena wajahku sama sekali tak terlihat di sana. Satu foto kecil pun, atau bahkan satu paragraf pun tak ada keterangan tentang aku, dalam acara yang demikian megahnya,” ungkapnya kecewa.
Arief justru dengan bangganya mempekenalkan Raja Ampat, Sulawesi Selatan, Manado, Borobudur, Bali, dan lain-lain tanpa memperhitungkan Danau Toba sebagai salah satu ikon pariwisata lokal yang berskala Internasional.
Sebagai pengamat kawasan Danau Toba, RE Nainggolan berharap pemerintah daerah maupun pusat dapat bekerjasama dalam memberikan perhatian khusus guna pengembangan kawasan Danau Toba.
RE Nainggolan bangga dengan adanya perhatian khusus yang diberikan Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan dengan serius objek wisata Danau Toba.
“Hormatku yang tulus dan setinggi-tingginya kepada Presiden, Bapak Joko Widodo, yang dengan penuh perhatian membangun kawasan di sekitarku, apakah itu infrastruktur, seperti jalan tol, Bandara Internasional Silangit, pembangunan dermaga, jalan, pembentukan otorita pariwisata Danau Toba, dan lain-lain,” tulisnya.
Menurut RE Nainggolan, dukungan Presiden terhadap Danau Toba telah tertuang dalam Rapat Kabinet Terbatas Pengembangan 10 Bali Baru di Istana Bogor.
Presiden berkali-kali menyebut bahwa Danau Toba, harus diperhatikan dan dikembangkan dalam berbagai segi, baik lingkungan, infrastruktur, dan pemasarannya.
Melalui monolog imajinernya, RE Nainggolan berharap Menteri Pariwisata dapat memperhatikan dengan sungguh pengembangan kawasan Danau Toba yang rencananya akan dijadikan sebagai Monaco of Asia sesuai program Presiden.
“Kendatipun demikian, aku tetap percaya dan berharap bahwa Bapak Menteri masih mencintai aku. Jika boleh memohon kepada Bapak, sepuluh jari sebelas dengan kepala, jangan pernah lupakan aku dalam berbagai kegiatan dan aktivitas promosi dan pemasaran yang Bapak lakukan di masa yang akan datang,” tulisnya memohon.
Meskipun sudah dikecewakan beberapakali, RE Nainggolan tetap menghargai kebijakan Arief selaku Menteri Pariwisata dalam mengembangkan Danau Toba diberbagai kesempatan kedepannya.
“Aku menghormati perhatian dan kerja keras Bapak untuk mengembangkan pariwisata di negeri ini, serta dengan berbagai cara Bapak mengupayakan agar negeri ini semakin dikenal dan dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Semoga Bapak tetap sehat dan semakin sukses,” tutupnya.(hsb/r1)