Jakarta-Geosiar.com, Ribuan pengemudi ojek berbasis aplikasi (ojek online) akan berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (23/11/2017) siang, untuk menuntut pemerintah menyusun regulasi mengenai penyelenggaraan layanan itu. Demonstrasi rencananya akan dilakukan dimulai di Kementerian Perhubungan dan berlanjut ke depan Istana Negara, pukul 09.00 WIB.
Ketua Forum Warga Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan mengatakan pengemudi ojek online membutuhkan regulasi untuk menghindari tindakan semena-mena dari perusahaan aplikasi.
Tigor selaku advokat pendamping peserta unjuk rasa menyebut meski ojek online telah bertahun-tahun beroperasi di Indonesia, namun keberadaannya seperti tak dianggap. Sehingga menurutnya keberadaan regulasi yang menaungi ojek online mendesak.
“Padahal sikap Pak Jokowi sudah jelas waktu dia mengundang teman-teman driver ke Istana waktu itu, tapi menterinya malah enggak jelas,” kata Tigor.
tigor menilai pemengudi ojek online kerap dirugikan oleh perusahaan penyedia layanan ojek online. Misal, penetapan tarif yang kerap berubah tanpa sosialisasi terlebih dahulu. Selain itu kebijakan perusahaan dalam memberikan hukuman (suspend) kerap bermasalah karena tak mengupayakan verifikasi terlebih dahulu.
“Kalau mengakui, bikin aturannya dong. Ini mereka sudah dua tahun aksi. Mulanya karena aplikator yang semena-mena. Lalu mereka mengadu ke kita dan ketika dikaji enggak ada aturan yang mengawasi ini,” ujar Tigor.
Atruan yang pengemudi ojek online inginkan berupa payung hukum seperti Peraturan Menteri 108 yang mengakui keberadaan taksi online. Tigor meminta pemerintah tak mengesampingkan fakta bahwa popularitas ojek online juga disebabkan oleh kualitas angkutan umum yang masih minim.
“Sekarang begini, mau kita liar semuanya? Kalau pemerintahnya enggak sadar, kita mau sadarkan. Kalau mau larang, ya larang semua, tutup aplikator. Kalau mengakui, bikin aturannya,” pungkas Tigor.
Selain demonstrasi, pengemudi ojek online juga kana melaksanakan offbid alias tidak mengambil pesanan pelanggan pada saat demo berlangsung. (Cnn/R2)