Danang-Geosiar.com, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengakui saat remaja dirinya pernah menikam seseorang hingga tewas. Hal ini diungkapkan saat menyapa warga Filippina di kota Danang, Vietnam, Jumat (10/11).
“Ketika saya remaja, saya keluar-masuk penjara. Saya kerap kali bertengkar di sana-sini. Di usia 16 tahun, saya pernah membunuh seseorang. Manusia benaran, dalam sebuah pertikaian, saya menikamnya. Itu terjadi ketika saya berusia 16 tahun dan (pertikaian) itu terjadi hanya karena kami saling beradu pandang,” kata Duterte seperti dikutip dari Reuters.
“Sekarang saat saya sudah menjadi presiden, bayangkan yang bisa saya lakukan?” ucapnya lagi sembari disambut gelak tawa.
Duterte memang tengah mendapat kecaman soal kebijakannya dalam memerangi peredaran narkotika di negaranya. Duterte memang merenggut 3.900 nyawa tanpa proses peradilan jelas dalam memerangi narkoba di Filipina. Atas aksinya tersebut, PBB mengecam dengan keras tindakan Dutrte yang dinilai berlawanan dengan HAM.
Namun Duterte malah menantang dunia untuk menggelar konferensi HAM di Filipina.
“Saya tidak akan membiarkan Anda begitu saja jika bermain-main dengan warga Filipina. Tak perlu pedulikan soal advokasi hak asasi manusia.”
Namun juru bicara kepresidenan Filipina, Harry Roque, menyatakan komentar Duterte itu disampaikan dalam konteks gurauan.
Pengakuan Duterte soal dirinya pernah membunuh orang memang pernah diungkapkan saat menjadi walikota Davao. Dalam wawancara dengan majalah Esquire, Duterte juga pernah menyatakan ia menikam seseorang hingga tewas pada usia 17 tahun.
Pada Desember 2016, ketika masih menjadi walikota, ia juga bercerita pernah membunuh tiga orang dengan tangannya sendiri.
Duterte kini tengah berada di Vietnam untuk mengikuti pertemuan konferensi ekonomi Asia-Pasifik bersama kepala dan pemimpin dunia lain.
Duterte dijadwalkan akan bertemu Donald Trump di Manilla. Dikutip dari The New York Times, Trump sendiri pernah memuji Duterte dalam upayanya memerangi peredaran narkoba. (Cnn/R2)