Medan-GeoSiar.com, Paus Fransiskus mengaku terus memantau dengan seksama situasi Negara Republik Kenya terkait sengketa Pemilu. Pemimpin Gereja Katolik Roma meyerukan agar segera terjadi dialog konstruktif untuk meredam konflik berkepanjangan di negara tersebut, Minggu (22/10/2017).
Paus Fransiskus memang kerap memperlihatkan kepeduliannya terhadap situasi di negara-negara konflik. Apalagi Paus asal Argentina ini diketahui pernah mengunjungi Negara Kenya tahun 2015 lalu.
“Saya memantau dengan saksama beberapa hari terakhir situasi di Kenya, yang saya kunjungi pada 2015,” ujar Paus kepada para jemaat dan wisatawan yang menghadiri ibadah, dilansir dari Antara.
Situasi di Negara yang berada di Timur Afrika ini memang sedang memanas. Kenya tengah berada dalam situasi konflik politik antar kedua kubu calon presiden.
Beberapa waktu lalu, Mahkamah Agung Kenya mengambil keputusan mengejutkan dengan menganulir kemenangan Presiden Uhuru Kenyatta dalam pemilu atas pesaingnya Raila Odinga dengan dalih adanya penyimpangan saat penghitungan suara. Sebelumnya calon presiden Raila Odinga menuduh pemilihan umum tersebut telah dicurangi. Odinga menuduh sistem pemungutan suara diretas dan data dimanipulasi sehingga menguntungkan calon petahana, Presiden Uhuru Kenyatta.
Menanggapi, fatwa Mahkamah itu Kenyatta menyerukan pendukungnya agar tenang dan menghormati keputusan tersebut. Kenyatta menyatakan akan maju lagi untuk mencalonkan diri.Namun demikian, pada kesempatan itu Kenyatta juga mengeritik mahkamah telah mengabaikan keinginan rakyat dan menyebutkan para kepala kehakiman sebagai “wakora” (bajingan).
Sementara para pendukung Odinga yang berada di jantung wilayah di bagian barat Kenya bersorak gembira mendengar fatwa mahkamah dan berpawai melintasi jalan-jalan raya.
Keputusan tersebut memicu krisis politik terparah di Kenya sejak konflik pascapemilu pada 2007 dan 2008. Perselisihan mengenai hasil pemilu 2007 lalu, Odinga dinyatakan kalah. Dampaknya terjadi pertumpahan darah selama berminggu-minggu. Lebih 1.200 orang tewas dalam pertikaian tersebut.
Rakyat Kenya akan kembali memberikan suara mereka dalam pemungutan suara pada 26 Oktober, tetapi Odinga mengatakan ia tidak akan berpartisipasi.
Pada Jumat pekan lalu, Kenyatta dan Odinga menyerukan pemilu damai sementara saling menyindir dalam peringatan Hari Pahlawan Kenya.