Medan-GeoSiar.com, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Sumatera Utara (Sumut) sukses dalam menyelenggarakan seminar yang bertemakan “Memaknai Panggilan Hidup, Menghadirkan Kasih dan Pengampunan dalam Pergaulan Keseharian” kepada Orang Muda Katolik (OMK) Keuskupan Agung Medan (KAM) pada Sabtu (21/10/2017) di Gedung Catholic Center Jl. Mataram No. 21 Medan.
Seminar yang dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 17.45 WIB ini merupakan seminar lanjutan dari seminar sebelumnya (14/10) yang dibawakan langsung oleh pembicara tingkat internasional dan nasional Ir. Martinus Tjendana, M.Psi dan Johannes Williem. Sementara pada pertemuan kedua (21/10) dibawakan langsung oleh seorang penulis buku yang kesehariannya berkarya di PT. Pelindo I, Ir.Andreas Hartono M.M.
Pada sesi pertama dalam seminar yang berlangsung pada pukul 09.00 WIB sampai 17.45 WIB ini membahas tentang cara mengelolah emosi serta membangun dialog kreatif antara pikiran, tubuh, emosi dan spirit.
Setelah makan siang, sesi kedua membawa peserta lebih serius dalam mempelajari teknik pengolahan batin dan berdamai dengan diri sendiri. Pada sesi ini, seluruh peserta segera praktek dengan metode kontemplasi untuk masuk ke masa lalu dan menyelesaikan luka batin yang belum terselesaikan.
Jika luka batin ini belum terselesaikan, maka hal ini dapat menjadi penghalang seseorang untuk maju dan meyakini potensi dalam diri. Seseorang harus mampu berdamai dengan diri sendiri untuk dapat berdamai dengan orang lain dan lingkungannya.
Didalam acara seminar ini, peserta diajak untuk mengenali energi emosi yang terbenam di dalam diri dan mengetahui cara mengendalikannya serta melepaskannya. Akan terasa sakit dan nyeri ketika seseorang bisa masuk menyelam ke dalam diri sendiri dan berusaha mencari bagian mana yang menyimpan rasa sakit itu selama ini.
“Awalnya saya kurang percaya dengan hal yang seperti ini, masa ia sih? Tapi setelah saya mulai fokus dan mau membuka diri, maka sangat terasa efeknya sampai ke ubun-ubun. Saya sampai meronta karena memang saya agak payah nurut saat dibilang jangan marah, ya saya semakin marah, jadi semakin di larang semakin menjadi, makanya jadi terasa migran,” ujar Erik Friendika Sitepu yang merupakan salah satu peserta seminar yang akhirnya berhasil berdamai dengan dirinya sesuai panduan dari Andreas.
Jika luka batin tersimpan di dalam organ tubuh di bagian tertentu dan kita belum mampu berdamai dengannya, maka bagian tersebut akan terasa semakin ngilu dan sangat menyiksa secara fisik.
Olehkarena itu, sebagai penawar dari rasa sakit yang dialami, seseorang harus mampu berdamai dan ikhlas menerima emosi yang sempat membekas tersebut di dalam melakukan kontemplasi.
Peserta yang dihadiri 26 orang ini sangat antusias dan merasa senang saat diberikan kesempatan untuk mengikuti seminar yang sangat berguna sebagai bekal dalam berkarya dimanapun mereka berada nantinya.
“Saya sangat bersyukur bisa mengikuti seminar ini, semoga kita semakin semangat sebagai kaum muda. Sukses terus ISKA dan kita sering bertemu dalam melakukan berbagai kegiatan,” ujar Jaya Gabriel F.Sipayung yang merupakan perwakilan dari St. Fransiskus Asisi Berastagi.
“Terimakasih kepada ISKA sudah menyelenggarakan seminar dari minggu lalu tentang Hipnotis dan juga hari ini tentang kontemplasi. Semoga semua ilmu yang kita dapatkan dapat kita aplikasikan di OMK kita masing-masing,” ujar Mariani Sitanggang dalam penyampaian kesan dan pesannya.
Keseluruhan acara seminar yang telah terlaksana selama dua tahap ini ditutup oleh Bapak Ihot Rumapea SP yang merupakan wakil bendahara ISKA Sumatera Utara pada pukul 17.45 WIB.
Ihot mengatakan bahwa acara ini adalah sebagai wujud kepedulian ISKA untuk mendukung kaum muda dalam berkarya dan semakin mengenali sisi positif di dalam diri untuk mampu berkembang dan berbuah.
“Kalian sebagai generasi penerus bangsa dan gereja harus sadar bahwa kalian memiliki potensi dan semoga kalian bisa menjadi calon sarjana yang berguna untuk bangsa, gereja dan masyarakat melalui seminar yang telah memberikan kalian bekal untuk menggali sisi postif diri secara gratis,” tegas Ihot.
Melalui acara seminar ini, ISKA yang berkerjasama dengan Komisi Kepemudaaan (Komkep) mewadahi kaum muda yang merupakan generasi penerus bangsa. OMK diharapkan dapat mengeksplore diri sesuai dengan ritme perkembangan zaman dengan menggunakan mindset yang baik dan efektif.
Selain itu, kaum muda juga mampu bertahan di tengah kerasnya persaingan yang melahirkan pola hidup hedon dan konsumtif ini dengan cara berpikir yang postif.
Sekalipun dimasa mendatang OMK yang telah dilatih ini memiliki konflik yang berat, mereka tetap dapat bangkit dengan segera melalui kemampuan mengolah asa, karsa dan rasa. Mereka juga dapat tetap berkarya, berinovasi, bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang mampu memaknai panggilan hidup dengan menghadirkan kasih dan pengampunan bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain dalam pergaulan hidup keseharian.
“Menjadi murid Yesus yang sejati tidak gampang, maka kita yang masih diberikan kesempatan olehNya harus bisa mengimplementasikan kasih yang mampu memaafkan di dalam kehidupan. Berat memang, tapi sebagai pengikutnya kita harus mampu memandang dunia dengan kacamata berbeda dan siap dalam tugas perutusan di dalam kasih dan pengampunan,” ujar Andreas meneguhkan sebagai pesan penutup.