Korea Selatan bakal menggelar latihan perang bersama dengan AS selama sepuluh hari mulai Senin besok. Sejumlah kapal induk dan kapal penghancur AS telah tiba di pelabuhan Busan, Korea Selatan. Menanggapi hal itu, rezim Korea Utara meningkatkan serangan psikololgis kepada musuhnya.
Korea Utara diberitakan bersiap meluncurkan rudal balistik terbaru menjelang latihan angkatan laut gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan pekan depan. Negara komunis itu memindahkan alat peluncur roket atau TEL untuk persiapan peluncuran rudal balistik jarak jauh. Badan intelijen Korea Selatan dan Amerika meyakini pemindahan TEL itu sebagai tanggapan atas pengiriman kapal induk dan kapal selam Amerika bertenaga nuklir sekutu ke Semenanjung Korea untuk latihan militer bersama.
Menurut Korea Utara, Presiden Amerika Serikat Donald Trump adalah pedagang perang dan pencekik perdamaian. Lewat media resmi Rodong Sinmun, pemerintah AS disebut menjual berbagai senjata canggih kepada Korea Selatan dan Jepang. Ini dilakukan untuk meningkatkan laba perusahaan senjata canggih AS sambil menciptakan suasana sangat tegang (a hair trigger situation) di Semenanjung Korea.
Donald Trump diketahui pernah mencuit di akun pribadinya @realdonaldtrump. Dia mengatakan,”Saya izinkan Jepang dan Korea Selatan untuk membeli lebih banyak senjata canggih dan peralatan militer dari Amerika Serikat.”
Presiden Donald Trump telah memberi sinyal serius atas ancamannya terhadap Korea Utara yang terlihat dari pengerahan peralatan militer Amerika Serikat dengan konfigurasi mengepung negara yang luasnya tak sampai 121 ribu kilometer per segi itu.
Trump murka karena Kim Jong Un menolak menghentikan program senjata rudal dan nuklirnya sekalipun berbagai sanksi internasional sudah dijatuhkan. Yang bikin panas Trump, di tengah sanksi berat dari Dewan Keamanan PBB, Kim Jong-un masih saja mampu membangun program senjata nuklirnya dan bersumpah akan mendaratkan rudal balistik antarbenua atau ICBM di wilayah Amerika.
Pentagon menegaskan sikapnya bahwa militer Amerika Serikat sudah dalam posisi siap untuk bertempur melawan Korea Utara. Penegasan Pentagon ini untuk mendukung keputusan Trump yang mengedepankan cara militer untuk menekuk Korea Utara dan menutup buku terhadap dialog.