Kalimantan Barat Siap Jadi Tuan Rumah pada Hari Pangan Sedunia Ke-37

by

Jakarta-GeoSiar.com, Agung Hendriadi, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian memilih Provinsi Kalimantan Barat sebagai tuan rumah dalam menyelenggarakan peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada Senin, 16 Oktober 2017.

Kesepakatan dalam mengadakan perayaan hari pangan sedunia di wilayah ini telah disepakati pada tahun sebelumnya seusai merayakan Hari Pangan Sedunia di Boyolali setahun yang lalu.

“Kesepakatan bersama saat penyelenggaraan di Boyolali,” ujar Agung di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat, 13 Oktober 2017 dilansir dari Tempo.com.

Menurut Agung, ada beberapa daerah yang siap untuk menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan hajatan tahunan itu. Namun, di akhir pemilihan forum sepakat untuk memilih Kalimantan Barat dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut bisa menghasilkan sejumlah besar padi bahkan mencapai angka surplus.

Kelebihan panen yang menjadi alasan kuat provinsi ini untuk maju sebagai penyelenggara adalah hasil panen padi mencapai angka yang fantastis hingga 300 ribu ton.

Selain itu, pemilihan provinsi Kalimantan Barat sebagai tuan rumah agar sesuai dengan program kerja Presiden Joko Widodo yang di tahun ketiganya ini berfokus pada pemerataan di setiap daerah khususnya daerah pinggiran, perbatasan dan juga pedalaman.

Walaupun di adakan di daerah pinggiran, akses ke ibukota Kalimantan Barat, Pontianak masih mudah untuk dijangkau. Banyaknya jadwal penerbangan ke daerah ini mempermudah seluruh pihak untuk menjangkaunya.

“Jadi kita ambil perbatasan Indonesia dan Malaysia,” ujar Agung.

Dengan demikian Indonesia bisa membuktikan bahwa daerah perbatasan juga mampu menghasilkan komoditas pangan yang berkualitas dan juga dapat diakses oleh banyak pihak.

Persiapan untuk memperingati hari pangan sedunia yang jatuh pada hari Senin (16/10) ini sebelumnya sudah dipersiapkan dengan sangat matang. Kementerian Pertanian bakal menyelenggarakan peringatan Hari Pangan Sedunia yang ke 37 di Tanjungpura, Kalimantan Barat pada 19 sampai 22 Oktober 2017.

Sejumlah Liaison Officer (LO) sudah direkrut dan disiapkan untuk pagelaran itu dari jauh hari. Penginapan yang menampung semua peserta yang hadir sudah dipersiapkan dengan baik dan cukup memadai.

Agung mengatakan tema yang dibicarakan pada tahun ini adalah soal penanganan permasalahan akibat migrasi dan upaya menarik anak muda untuk tertarik membangun pertanian.

Tema ini dipilih lantaran turunnya jumlah petani muda karena tertarik bekerja di kota. Permasalahan ini juga berskala internasional contohnya di Malaysia,Filipina, Dan Thailand yang jumlah petaninya turun akibat migrasi.

Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat, khususnya anak muda, mengenai pembangunan di bidang pangan, sehingga dicapai pemahaman mengenai pencapaian dan permasalahan yang ditemukan di lapangan.

Agung juga berharap bahwa kegiatan itu bisa memperkuat kerjasama, baik dari pemerintah, swasta, petani, dan pelaku pertanian lainnya untuk mewujudkan ketahanan pangan. Dengan demikian maka target Indonesia menjadi lumbung pangan pada tahun 2045 bisa terealisasi.