Kerisuhan Usai Laga PSMS vs Persita Telan Korban Jiwa

by

Kericuhan antar suporter yang mengakibatkan nyawa melayang kembali terjadi. Kali ini terjadi usai Pertandingan antara PSMS Medan vs Persita Tangerang dalam babak 16 besar Liga 2 yang digelar di Stadion Mini Persikabo Bogor pada Rabu (10/10/2017).

Kejadian bermula ketika suporter Persita turun ke lapangan karena tak terima timnya kalah 0-1.Mereka mendatangi pendukung PSMS yang mayoritas merupakan anggota militer. Aksi lempar batu dan botol pun terjadi. Tak terima dengan ulah oknum suporter Persita, pendukung PSMS yang berambut cepak itu balik turun ke lapangan mengejar suporter Persita. Suporter Persita akhirnya kelabakan.

Akibat bentrokan tersebut, satu korban meninggal dunia dan 18 suporter Persita dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong, Bogor. Korban meninggal dikabarkan bernama Banu Rusman, yang meninggal usai sempat dirawat di RSUD, Kamis 12/10/2017.

Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria, mengatakan, PSSI akan bertindak cepat untuk mengambil keputusan terkait kejadian tersebut. “Kami menyampaikan bela sungkawa dan rasa duka yang mendalam,” kata Tisha yang dilansir detik.com

Sementara Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono menyampaikan rasa simpati dan duka yang mendalam kepada korban. Joko bahkan langsung menuju ke rumah Banu untuk menyampaikan duka cita secara langsung dan bertemu dengan keluarga almarhum.

“Untuk korban lainnya yang saat ini dirawat di rumah sakit kami doakan semoga cepat sembuh dan berharap kejadian ini tak berulang. Kekerasan atau kerusuhan kemarin adalah case-nya disiplin kompetisi. Insya Allah dalam hal ini Komite Disiplin PSSI segera sidang untuk mengambil keputusan yang tepat,” kata Joko.

“Komite Eksekutif PSSI akan mendalami ini, sehingga mendapatkan formulasi (sistem kompetisi) yang lebih baik untuk musim berikutnya,” katanya.

Chief Operation Officer PT Liga Indonesia Baru (LIB), Tigor Shalomboboy juga ikut prihatin terhadap hal ini. Menurutnya menjelang babak penentuan pasti akan ditemu hal-hal seperti ini. Tigor berharap agar hal ini bisa diminimalisir, kemudian juga masing-masing pihak bersikap dewasa menyikapi ini semua.

“Dinamika kompetisi ada menang ada kalah. Tapi, jangan dengan tindakan-tindakan yang anarkis,” tutupnya menjelaskan.