Medan-Geosiar.com, Senin (9/10/2017), dilansir antaranews, Menteri Urusan Eropa Nathalie Loiseau mewakili Pemerintah Prancis mengatakan bahwa mereka tidak akan mengakui Catalonia jika wilayah otonomi Spanyol tersebut secara terpisah menyatakan kemerdekaan.
“Jika nanti ada pernyataan kemerdekaan, maka itu adalah sepihak dan tidak akan diakui,” kata Loiseau dalam sebuah pernyataan di stasiun televisi CNews, dikutip Reuters.
Daerah Catalonia memiliki budaya dan bahasa sendiri yang berbeda dari Kerajaan Spanyol. Catalonia sendiri telah melakukan referendum dan melakukan pemungutan suara pada 1 Oktober lalu untuk menentukan sikap kemerdekaan dari pemerintahan Spanyol. Saat 90,9 persen warga Catalan lebih memilih pisah dari Spanyol.
“Catalonia tidak bisa ditentukan hanya melalui pemungutan suara oleh gerakan kemerdekaan hanya seminggu lalu,” kata menteri junior Prancis itu.
“Krisis ini harus diselesaikan melalui dialog oleh seluruh tingkat politik Spanyol,” katanya.
Sebelumnya issu kemerdekan Catalonia dari wilayah Spanyol telah lama terdengar. Terutama pasca krisis ekonomi Eropa yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara itu.
Pemerintah Spanyol diketahui sangat menentang keras pelaksanaan referendum tersebut. Bahkan, polisi Spanyol sempat menggerebek kantor pemerintah Catalan dan menangkap sejumlah pejabat untuk mencegah pelaksanaan referendum tersebut.
Spanyol sendiri baru saja dikembalikan ke demokrasi setelah meninggalnya diktator militer Francisco Franco tahun 1975. Selama dipimpin Franco, warga Catalonia merasa ditindas.
Ditambah krisis ekonomi di Spanyol kian membuat Catalan ingin merdeka, terlebih Barcelona sebagai ibukota Catalonia adalah wilayah kaya yang menjadi pusat industri, kekuatan maritim, perdagangan, tekstil serta keuangan dan perusahaan teknologi, dibanding kawasan lain di Spanyol yang miskin.